TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebagai salah satu tumpuan digaris depan, TNI Angkatan Darat (AD) berusaha mengembangkan alat utama sistem pertahanan (alutsista). Selain tak ingi bergantung dengan negara lain, hal itu juga dapat mengirit keuangan negara.
Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman menyebutkan, riset yang dilakukan TNI AD bersama Universitas Surya itu meliputi nano satellite, gyrocopter, UAV (Unmananned Aerial Vehicles) autopilot atau pesawat tanpa awak (drone), simulasi tembak laser, dan GPS Tracking System APRS (Automatic Package Reporting System).
"6 Bulan lalu saya pernah berjanji, bahwa AD akan riset berbagai peralatan dalam rangka meningkatkan alutsista. Ini untuk kemandirian bangsa," kata Budiman di Mabes AD, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
Dirinya menjelaskan, selain harga yang miring, keuntungan lainnya adalah meminimalkan kemungkinan penyadapan terhadap alutsista tersebut. Pengembangan teknologi Indonesia ini juga dapat menghindari pembelian peralatan yang mungkin berkualitas lebih rendah dari harga sebenarnya.
"Resiko kalau kita beli di luar, pasti alat terhebatnya dipakai sendiri, layer kedua dia berikan kepada sekutunya, dan layer ketiga baru diberikan kepada kita," jelasnya.
Berikut teknologi alutsista yang dipamerkan TNI AD hari ini.
1. Pusat Penerbangan Angkatan Darat: Gyrocopter
2. Direktorat Perhubungan Angkatan Darat: nano satelit, open BTS, mesh networking communication system, radio VHF produk PT CMI Teknologi, dan battle management system
3. Direktorat Peralatan Angkatan Darat: konversi BBM ke BBG, simulasi modifikasi mobil tempur anti panas, simulasi senjata anti panas
4. Direktorat Perbekalan dan Angkutan Angkatan Darat melaksanakan kegiatan litbang energi mandiri
5. Direktorat Topografi Angkatan Darat: GPS Tracking System Automatic Package Reporting System, multirotor, dan flapping wing air vehicle
6. Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat: Unmanned Aerial Vehicles (UAV) autopilot, simulasi menembak laser gun, dan integrated optronics defence system
7. Dinas Informasi dan Pengolahan Data: migrasi jaringan IPV 4 ke IPV 6.
8. Direktorad Zeni Angkatan Darat: jammer perusak sinyal, penyala ledakan fungsi ganda, alat koreksi perkenaan senapan lapangan, aplikasi Garjas dan pola hidup sehat, serta alat pengendali senjata jarak jauh.