"Tegas berarti berani mengambil keputusan dengan segala risikonya."
Jakarta - "Jangan dipikir saya tidak bisa tegas, karena saya tidak ingin disebut tidak tegas. Apa pun akan saya pertaruhkan. Tegas berarti berani mengambil keputusan dengan segala risikonya," ujar calon presiden Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan Jokowi ini menjawab pertanyaan calon presiden Prabowo Subianto mengenai strategi atau kebijakan Jokowi jika ada wilayah Indonesia yang diklaim dan diduduki bangsa lain, saat debat calon presiden di Jakarta, Minggu malam 23 Juni 2014.
Jokowi melanjutkan, bahwa diplomasi merupakan langkah pertama yang akan ditempuh untuk memperjelas batas wilayah. "Tapi kalau pulau itu jelas milik kita dan menyangkut kedaulatan, ya jelas, kita buat ramai, Pak," tegas Jokowi seperti disiarkan di televisi kemarin malam.
Jawaban ini membuat Prabowo tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Dia tak menyangka Jokowi akan menjawab tegas.
Ketegasan Jokowi juga tecermin saat menjawab pertanyaan soal perlindungan tenaga kerja Indonesia. Menurut Jokowi, perlu manajemen pengawasan yang ketat untuk mengirim TKI. "Kita akan moratorium atau tidak kirim TKI ke negara yang tidak memiliki UU ketenagakerjaan asing yang melindungi para TKI kita," tegas Jokowi.
Sikap tegas Jokowi juga dipuji oleh Ketua Pembina Paguyuban Pasundan Ginandjar Kartasasmita. Menurut dia, pemimpin Indonesia tidak harus berlatarbelakang militer. Ketegasan, tak identik dengan militer, tapi juga dimiliki sipil.
Saat ini, sambung Ginandjar, jangan lagi mempertanyakan ketegasan pada sosok Joko Widodo atau Jusuf Kalla. Ginandjar yakin pasangan calon presiden dan calon wakil presiden urut dua ini memiliki ketegasan untuk memimpin Indonesia.
Politisi senior Partai Golkar ini juga mengatakan ketegasan tepat bukan dimunculkan dalam bentuk kekejaman, kekejian, dan kekerasan. "Ketegasan yang tepat disertai kasih sayang, dan hal itu ada dalam sosok Jokowi-JK," kata Ginandjar dikutip tribunnews.com, 21 Juni 2014. (skj) (Advertorial)