News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi JK

Ini Akar Konsep Poros Maritim Dunia Jokowi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden pasangan nomor urut dua, Joko Widodo atau sering disapa Jokowi menyampaikan visi dan misinya saat mengikuti acara Debat Capres 2014 putaran ketiga di Holiday Inn, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014). Pada debat kali ini mengangkat tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional. (Tribunnews/Jeprima)

"Untuk menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera, kita harus menjadi bangsa bahari," kata Sukarno. 

Jakarta - Gagasan Joko Widodo dalam debat capres Minggu malam lalu untuk membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia, dijelaskan lebih jauh oleh juru bicara tim pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, sebagai doktrin geopolitik yang akan membawa kejayaan bangsa Indonesia.

"Jokowi memiliki pemahaman terhadap geopolitik. Hal itu membawa kesadaran bahwa masa depan dunia di Pasifik. Dengan cerdas, Jokowi mengeluarkan doktrin politik luar negerinya yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia agar dihormati bangsa-bangsa asing," kata Hasto di kepada wartawan metrotvnews.com, Minggu 22 Juni 2014.

"Seluruh alur pelayaran dunia yang melalui jalur strategis di Indonesia akan dipergunakan sebagai pendekatan diplomasi terkait dengan peran strategis Indonesia," papar Hasto.

"Selamat datang doktrin maritim, justru di laut, kita harus jaya," lebih ditegaskan lagi oleh Hasto.

Hasto menjelaskan bahwa Jokowi sangat memahami pengalaman sejarah Indonesia pada periode 1955-1960 -an saat Presiden Sukarno membawa doktrin kejayaan di laut sebagai doktrin yang akan membawa kejayaan bangsa. 

Periode yang dimaksud oleh Hasto adalah periode kepemimpinan Presiden Sukarno di masa keemasannya. Dalam buku "Indonesia Negara Maritim" karya Laksamana Muda (pur) Wahyono Suroto Kusumoprojo (2007), Sukarno pernah mengatakan, "Untuk menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera, kita harus menjadi bangsa bahari." 

Bahkan Sukarno membacakan puisi tentang kejayaan bangsa pelaut dalam pidato peresmian Institut Angkatan Laut pada tahun 1953 yang berjudul "Jadilah Bangsa Pelaut !"

Berikut puisi Sukarno tentang hal itu:

Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali ....

Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga,

bangsa pelaut yang mempunyai armada militer,

bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang

 lautan itu sendiri.

Laksda Wahyono Suroto Kusumoprojo adalah saksi kesungguhan Presiden Sukarno untuk mewujudkan doktrin kejayaan di laut. Wahyono adalah angkatan IX Akademi Angkatan Laut Indonesia yang dilantik Presiden Sukarno di geladak apel Akademi Angkatan Laut Morokrembangan Surabaya pada 17 Juli 1962. Buku yang dia tulis adalah hasil studi dan pengalaman 32 tahun berdinas di angkatan laut yang menurut Wahyono adalah angkatan laut terbesar di Asia Tenggara.

Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai panjang garis pantai terpanjang di dunia. Kekayaan sumber daya alam Indonesia inilah yang memiliki potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia.

Data terakhir Food and Agriculture Organization (FAO) (2012) dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan India. Untuk perikanan tangkap Indonesia sebenarnya berada pada posisi kedua. Indonesia kalah produksi dengan India dalam perikanan budidaya. Jumlah perikanan tangkap dan perikanan budidaya itulah yang menunjukkan tingkat produksi perikanan suatu negara. (skj) (Advertorial)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini