"Perlu ketegasan Polri, masa bolak-balik lapor, kan Polri sudah tahu harus berbuat apa."
Jakarta - Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemimpin redaksi tabloid Obor Rakyat, Setiyardi, staf khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah Velix Wangai dan Komisaris PT Perkebunan Nusantara XIII, telah melecehkan dirinya dengan memamerkan "dummy" tabloid edisi ketiga yang akan terbit saat diperiksa oleh polisi di Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta pada hari Senin kemarin.
Seperti dikutip kompas.com, Selasa 24 Juni 2014, saat melakukan kampanye di Pontianak Kalimantan Barat, Jokowi mengatakan, "Itu namanya melecehkan." Walaupun demikian jokowi menambahkan tak akan mengadukan "pameran" calon tabloid edisi yang terbaru. Menurut Jokowi laporan yang telah disampaikan tim hukumnya beberapa waktu yang lalu ke Mabes Polri telah cukup mewakili.
"Perlu ketegasan Polri, masa bolak-balik lapor, kan Polri sudah tahu harus berbuat apa," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan kepolisian seharusnya bertindak lebih tegas terhadap tabloid Obor Rakyat, yang pemberitaannya dinilai berisi fitnah yang menyerang Jokowi dan keluarganya.
Seperti telah diberitakan, pemimpin redaksi tabloid Obor Rakyat, Setiyardi mengatakan masih akan terus menerbitkan tabloid karena menurut dia masyarakat menyambut baik tabloid yang dia buat. Pada kesempatan itu Setyardi memamerkan dummy tabloid kepada wartawan dengan tulisan besar yang provokatif mengarah pada pribadi calon presiden Joko Widodo. Tulisan itu berbunyi "Periksa! DNA Jokowi, Iriana dan Si Sulung."
Setiyardi terlihat sangat percaya diri dengan mengatakan bahwa banyak temannya yang mendukung tabloid Obor Rakyat dan bergabung sebagai donatur. Kepercayaan diri Setiyardi memperlihatkan bahwa yang dilakukan Setiyardi bukanlah inisiatif pribadi.
Menurut Laporan Utama majalah Tempo, yang beredar Senin, 23 Juni 2014, tabloid Obor Rakyat itu diambil oleh Kantor Pos Besar Bandung di Jalan Asia Afrika dari PT Mulia Kencana Semesta di Jalan A.H. Nasution 73, Cipadung, Bandung, sebelum disebarkan ke sejumlah pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat. Manajer Hubungan Masyarakat PT Pos Indonesia, Abu Sofyan menerangkan, selama ini pihaknya memang menjalin kerja sama barang cetakan dengan PT Mulia, yang didirikan pada 2011. Saat diambil petugas PT Pos, paket kiriman PT Mulia itu mencapai 100 ribu koli, dengan biaya Rp 200 juta.
Dalam profil perusahaan yang dibuat Manajer Kurnia Ditomo, seperti dikutip dari majalah Tempo, nama pasar PT Mulia adalah Inilah Printing. Perusahaan ini pemilik mesin pencetak harian Inilah Koran di Jawa Barat dan majalah Inilah Review, yang merupakan bagian Inilah.com Group milik Muchlis Hasyim Yahya. Foto Muchlis bekas wartawan bersama 16 karyawannya terpampang dalam profil perusahaan itu. "Di PT Mulia, Pak Muchlis menjabat direktur," kata Alfian Mujani, Pemimpin Umum Inilah Koran.
Muchlis tak lain bos Darmawan Sepriyossa, redaktur di situs berita Inilah.com, yang menjadi penulis artikel Obor Rakyat. Darmawan, seperti pengakuan yang dimuat di web tempatnya bekerja, diajak membuat tabloid Obor oleh Setiyardi Budiono.
Portal berita inilah.com, tempat Darmawan kini menjadi kolomnis tetap, didirikan Muchlis Hasyim, bekas wartawan Media Indonesia. Portal ini kini dikenal sebagai media online yang terdepan dalam menulis berita positif pasangan Prabowo-Hatta dan berita negatif pasangan Jokowi-JK. Sebuah perubahan yang aneh, karena di periode pemerintahan SBY-Jusuf Kalla (2004-2009), Muchlis Hasyim adalah media officerJusuf Kalla yang mendampingi sang wakil presiden hampir di setiap kesempatan di dalam dan luar negeri.
Sementara hingga hari ini, Istana masih belum mengambil tidakan tegas terhadap pemimpin redaksi Obor Rakyat, Setiyardi, yang diketahui adalah asisten Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai. Langkah Setiyardi yang telah menerbitkan dan menyebarkan tabloid Obor Rakyat dianggap sebagai hak politik pribadinya.
"Sebagai atasan Setiyardi, saya tak pernah mengeluarkan arahan atau instruksi untuk menerbitkan tabloid tersebut. Penerbitan tabloid itu merupakan sikap dan langkah pribadi yang diinisiasi sendiri oleh Setiyardi. Oleh karena itu, Setiyardi tidak dipecat. Dia masih menjadi asisten Staf Khusus Presiden," tutur Velix, seperti dikutip harian Kompas, Kamis, 19 Juni 2014.
Masih menurut Velix, Setiyardi yang bertanggung jawab dalam masalah pembangunan perkotaan dan pedesaan serta kewilayahan Sumatera, telah bertemu dengan Sekretaris Kabinet Dipo Alam untuk melaporkan latar belakang sikap, langkah pribadi serta hak politiknya dengan penerbitan tabloid Obor Rakyat. "Sebagai kelanjutan, Istana menghormati proses hukum," ujar Velix.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam justru memuji tindakan Setiyardi yang dianggapnya bertanggung jawab. "Saya salut dia tidak banci dalam berpolitik. Dia berani dan siap bertanggung jawab atas perbuatannya menerbitkan tabloid," ujar Dipo seperti dikutip inilah.com. (skj) (Advertorial)