News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Idul Fitri 2014

Garuda Indonesia Sediakan 1,7 Juta Kursi untuk Pemudik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Awak kabin dan pilot Garuda Indonesia mengikuti pelatihan pada situasi darurat di Pusat Pelatihan Garuda Indonesia, Duri Kosambi, Jakarta, Kamis (26/6/2014). Pelatihan ini sebagai upaya peningkatan dan pelayanan kepada penumpang khususnya faktor keselamatan seiring semakin bertambahnya jumlah penerbangan. Garuda Indonesia akan terus memperkuat penerbangan ruter-rute pendek di Indonesia. KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Laporan Wartawan Warta Kota, Vini Rizki Amelia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki bulan Ramadan sejumlah maskapai mulai kebanjiran penumpang, seperti Garuda Indonesia Airways (GIA). Dari akhir Mei 2014 hingga Senin (30/6/2014) pemesanan tiket sudah mencapai 80 persen.

"Paling banyak itu untuk rute Solo, Surabaya, Padang, dan Jogja," tutur Pujobroto selaku Kepala Komunikasi Perusahaan Garuda Indonesia kepada Senin (30/6/2014).

Guna menampung meningkatnya permintaan, Garuda Indonesia bersama Citilink menambah kapasitas tempat duduk baik untuk tujuan domestik maupun luar negeri seperti Singapura.

"Selama H-7 dan H+7 total kursi yang Garuda Indonesia dan Citilink sediakan sebanyak 1,7 juta kursi. 300.000 Citilink, sisanya Garuda Indonesia," kata Pujobroto.

Ketersediaan kursi ini diakui Pujobroto meningkat 11 persen dibanding 2013. Selain itu, Garuda Indonesia juga menyiapkan pesawat sapu jagat untuk tambahan rute-rute yang banyak diburu seperti Surabaya misalnya. Pesawat Sapu Jagat tersebut adalah Air Bus 330 yang mampu mengangkut 300 penumpang dan Boeing 747-400 yang mampu menampung 400 penumpang.

"Sapu Jagat ini pesawat fleksibel yang akan kami turunkan jika memang masih banyak permintaan. Tidak hanya ke Surabaya tetapi ke Bali dan Singapura juga bisa kami gunakan Sapu Jagat ini," tutur Pujobroto.
Sementara perihal kenaikan harga, Pujobroto tak bisa menyebutkan secara terperinci, sebab menurutnya perbedaan hari dan jam penerbangan turut mempengaruhi harga tiket mudik.

"Yang jelas kami akan mengikuti tarif ambang batas atas yang ditetapkan Kementerian Perhubungan, tarif tersebut pun masih harus dibagi-bagi lagi kategorinya, intinya harga tersebut sangat bervariasi," tutur Pujobroto.

Namun demikian, Pujobroto menjelaskan bahwa perbedaan harga tiket mudik dan hari biasa adalah dari banyaknya promo-promo tiket yang biasa ditebar Garuda Indonesia.

"Biasanya kan kami banyak promo tetapi menjelang lebaran ini kami akan mengurangi promo, soal berapa persennya saya juga tidak pegang datanya tapi yang jelas jumlahnya enggak sebanyak hari normal," paparnya.
Dikatakan Pujobroto, jadwal penerbangan mulai padat menjelang lebaran yaitu empat hari menjelang lebaran. "Puncaknya itu akan terjadi di H-2 dan H-1," kata Pujobroto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini