TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Debat calon presiden dan calon wakil presiden nyatanya telah mengubah konstelasi politik di Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir.
Pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang sebelumnya berada di bawah, saat ini justru melonjak elektabilitasnya setelah pelaksanaan empat kali debat dengan perolehan 47,5 persen, sementara pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mendapat 43 persen.
"Angka pemilih yang belum menentukan sikap (swing voters) juga menurun 30 persen setelah pelaksanaan empat kali debat dengan tersisa sekarang hanya 10 persen," kata kata Manager Indonesia Research Center (IRC) Yunita Mandolang di Eatology Cafe Jalan Haji Agus Salim, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2014).
Menurut Yunita pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan peralihan dukungan dari swing voters karena debat sekitar 10 persen, sementara Jokowi-JK hanya mendapat 9 persen.
Yunita menambahkan bahwa performa pasangan nomor urut satulah yang membuat mereka lebih dipilih oleh pemilih mengambang dibandingkan pasangan Jokowi-JK.
"Debat kandidat ini memang sangat menguntungkan Prabowo-Hatta jika melihat ada sekitar 10 persen pemilih yang memutuskan mengalihkan dukungan dari Jokowi-JK," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Yunita, bahwa debat capres yang ditayangkan oleh televisi sangat memengaruhi para pemilih muda yang berusia antara 17-41 tahun. Mereka, menurut Yunita, banyak berada pada pemilih mengambang yang belum menentukan pilihannya.
"Tinggal bagaimana mesin partai kedua pasangan memperebutkan sisa swing voters 10%. Karena sisa waktu 10 hari akan menentukan sikap pemilih dalam menetapkan pilihannya," jelasnya. (Advertorial)