Tribunnews.com, Bandung - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, mengaku berkomitmen memperbanyak lulusan doktor jika terpilih dalam pemilu presiden mendatang. Pasalnya, Indonesia akan menghadapi ASEAN Economic Community 2015.
Hal itu diungkapkan Hatta Rajasa saat berdialog dengan ratusan warga dan mahasiswa di Restoran Sukahati, Cipacing, Jatinangor, Jawa Barat, Rabu (2/7/2014).
Dialog tersebut dihadiri oleh perwakilan masyarakat dan pengusaha kecil menengah Cipacing serta perwakilan mahasiswa Universitas Padjajaran, ITB dan kampus lain di kawasan Jatinangor, Jawa Barat.
"Kami juga mencanangkan setiap tahun 5.000 lulusan S3 atau doktor, baik dari dalam atau luar negeri. Itu untuk menghadapi ASEAN Economic Community. Kita harus unggul dalam segala hal, kita harus menjadi macan Asia," kata Hatta.
Hatta mengatakan, dalam catatan sejarah negara maju, bukan kekayaan alam yang menjadi kunci keberhasilan negara. Menurut dia, kekuatan negara maju terletak pada sumber daya manusia yang dimiliki.
Berdasarkan data yang ada, ia mengatakan, hampir 50 persen pegawai yang ada merupakan tamatan sekolah dasar. Hal tersebut dinilai berbahaya. Pasalnya, daya saing lulusan sekolah dasar rendah.
"Oleh karena itu, Prabowo-Hatta menetapkan akan membiayai pendidikan sampai SMA. Tidak ada lagi uang bangku, uang seragam, uang ini itu," ujar mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu.
Ia menambahkan, untuk mewujudkan pendidikan gratis 12 tahun, negara sebetulnya hanya cukup menambah sedikit anggaran pendidikan. Berdasarkan perhitungan yang ia lakukan, anggaran pendidikan cukup ditambah Rp 8 triliun dari Rp 35 triliun anggaran yang ada.
"Sampai dengan tahun 2019 angka partisipasi kasar masyarakat lulusan SMA kami prediksi meningkat dari 28 persen menjadi 40 persen. Kalau itu yang terjadi, 50 persen struktur pegawai kita tamatan SD akan menjadi tamatan SMA," ujar Ketua Umum PAN itu. (Advertorial)