Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan Presiden 2014 ternyata juga menjadi perbincangan hangat di tingkat pelajar atau kalangan pemilih pemula. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan anak didiknya saling berdebat mengenai calon presiden.
"Perdebatan membuat anak-anak ini berkelahi di media sosial," kata Retno yang juga Kepala Sekolah SMA 76 Jakarta Timur, di Galeri Cemara, Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Retno mengatakan ketika mereka telah melakukan pencoblosan dan mengetahui hasil hitung cepat maka ketegangan itu mereda. "Mereka saling memberikan salam," ujarnya.
Tetapi hal itu hanya sesaat setelah kedua pasangan Prabowo-Hatta dan Joko Widodo-Jusuf Kalla saling mengklaim kemenangan di Pilpres.
"Saya kebanjiran para murid yang menang siapa, karena sudah saling memberi selamat," tuturnya.
Sementara Koordinator KontraS Haris Azhar meminta semua pihak jangan terprovokasi dengan hasutan yang dapat menimbulkan kericuhan.
"Kelompok capres 1 panik dan langsung menyatakan kemenangan dan didukung kurang simpatik, dan membakar semangat padahal pendukungnya legowo," kata Haris.
Sedangan pasangan Jokowi-JK, kata Haris, juga jangan menyikapi hasil hitung cepat secara berlebihan.
"Karena masih belum ada real count, hormati pesta itu. Jangan memprovokasi," ujarnya.
Selain itu, Haris juga meminta PPATK mengawasi perputaran uang yang terjadi di daerah. "Perhatikan gerak-gerik kepala daerah. Saya minta polisi jaga TPS," kata Haris.