TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penembakan di Papua yang diduga dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata yang terjadi didua tempat dan menyebabkan warga sipil di Papua meninggal mendapat perhatian serius Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus (TB) Hasanuddin.
"Harus dilakukan sebuah operasi yang benar-benar mengeleminasi atau benar-benar melenyapkan mereka (Gerakan Separatis-red),” tegas TB Hasanuddin, Sabtu (19/7/2014).
Pada Rabu (16/7/2014) lalu, sekitar pukul 14.15 Wit, mobil lajuran Wamena-Mulia yang mengarah ke Kampung Kalome dan Kampung Dangobak, saat membawa bahan sembako untuk masyarakat, dihadang dan ditembaki oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB).
Atas kejadian itu, mengakibatkan korban sipil 1 orang sopir meninggal di tempat dan 2 orang luka tembak serta 4 mobil Merk Mitsubishi Strada dibakar.
Korban yang meninggal dunia atas nama Kallo umur 30 tahun terkena luka tembak dibagian kepala, Laksmana 24 tahun terkena luka tembak di bagian lutut serta 1 orang yang terkena luka tembak dibagian pantat atas nama Bahar 40 tahun.
Kejadian kemudian terulang kembali pada hari Kamis (17/7/2014). Aksi penembakan terjadi di daerah Dugume Kabupaten Lany Jaya sekitar pukul 17.10 WIT.
Kali ini korbannya adalah masyarakat sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek yang bernama Nasito 47 tahun asal Probolinggo dan meninggal dunia setelah diterjang peluru dari senjata api yang diduga milik Kelompok Sipil Bersenjata anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang beroperasi di daerah tersebut.
Peristiwa penembakan kedua ini berwal ketika korban yang bernama Nasito mengantar penumpangnya dari arah Malagayneri menuju ke Tiom. Pada saat tiba di Kampung Dugume yang bersangkutan (tukang ojek) di tembak dibagian leher belakang tembus ke pipi bagian kiri.
Kemungkinan penembakan tersebut dilakukan oleh orang yang dibonceng (penumpangnya) yang dari Malagayneri tersebut, karena di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukan barang bukti satu buah kelongsong senjata jenis Pistol.
TB Hasanuddin, mantan Sekretaris Militer Presiden Habibie ini kemudian menegaskan kembali, apa yang dilakukan kelompok masyarakat ini sudah sangat membahayakan nyawa masyarakat sipil yang tidak berdosa.
Ia meminta pihak kepolisian dan TNI di Papua bekerjasama untuk melakukan langkah kongkrit melindungi masyarakat Papua.
“Jangan ragu-ragu, kalau ini gerakan separatis maka TNI harus melakukan operasi kalau ini Kriminal murni maka kepolisian bertindak. Jangan kemudian ditangani oleh TNI tidak, sama kepolisian pun tidak,” tegasnya.
TB yang juga Politisi PDI Perjuangan ini mengingatkan, aparat keamanan di Papua harus memprioritaskan rasa aman dan damai masyarakat Papua.
TNI dan kepolisian harus berkoordinasi penuh dan mengidentifikasi masalah secepatnya. "Jangan bingung-bingung, ini menyangkut nyawa masyarakat Papua, kalau aparatnya sudah bingung bagaimana dengan keamanan rakyatnya,” pungkasnya.