TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu dari lima cucu Gerda, Amanda Zainal (24) mengaku merasa ada yang aneh pada Kamis (17/7/2014) sore atau pada hari keberangkatan sang nenek dari Amsterdam, Belanda.
"Sore itu pikiran saya nggak tenang, ingin menangis terus. Saya nggak tahu kenapa. Pas malam, saya buka Path, banyak posting-an kecelakaan pesawat Malaysia Airlines yang berangkat dari Amsterdam. Dari situ saya mulai kepikiran. Astagfirullah," ujar Amanda sembari memegangi air minum dalam kemasan saat ditemui Tribunnews.com.
Sejak saat itu, Amanda tak doyan makan. Hingga, sang ibu, Debby Lahenda, mengingatkannya untuk makan demi menjaga kesehatan. "Ayo Amanda, makan sedikit, nanti kamu sakit. Hari kita masih panjang," ujar Deby.
Oma Gerda Leliana Lahenda merupakan salah satu korban pesawat Malaysia Airlines yang tertembak rudal milisi pro-Rusia di wilayah Ukraina, Kamis (17/7) sore waktu setempat atau Kamis malam waktu Indonesia. Seluruh penumpang dan awak pesawat tersebut meninggal dunia.
Gerda Leliana Lahenda adalah warga negara Indonesia yang bersuamikan seorang pria Belanda. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak yakni Debby Lahenda dan Andy Lahenda.
Pasangan Lahenda rutin mengunjungi kerabatnya di Belanda. Setelah sang suami meninggal dunia pada tahun 2002, Gerda kerap pergi ke Belanda seorang diri.
Amanda melanjutkan ceritanya lagi. Secara bertahap ia sudah mulai mengikhlaskan kepergian neneknya. Di mata Amanda, Gerda adalah seorang nenek yang baik dan penyayang.
"Dari kecil aku tinggal sama Oma di rumah Pondok Indah ini. Baru pisah saat aku SMP, saat keluarga kami pindah ke Cibubur," katanya.
Hal yang paling diingat dari Lahenda adalah nasihat dan kebersamaan saat liburan. "Waktu Opa masih hidup, kami suka kumpul saat weekend, liburan bareng," ungkapnya.
"Nasihat yang paling diingat, Oma sering bilang ke aku, 'jaga kesehatan'. Itu karena aku belakangan sibuk kerja. Oma bilang, 'percuma cari duit banyak, tapi hasilnya sakit'. Aku ingat betul nasihat Oma itu," tuturnya.
Anetta Permata, cucu Gerda, masih sempat berharap bahwa kabar neneknya tewas dalam kecelakaan pesawat di Ukraina itu salah.
Sebab, berita di televisi pada pukul 03.00 WIB, belum mencantumkan nama-nama korban. Saat itu, Anetta masih berharap omanya tak ada di daftar korban.
Namun, Anetta akhirnya harus menerima kenyataan bahwa nama neneknya ada di daftar korban MH17. Anetta mengaku tak mendapat firasat Gerda akan pergi selamanya.
"Kontak terakhir, SMS-an dengan tante saya. SMS-nya sih biasa aja, cuma kasih tahu kalau Oma bakal menginap di sini (Pondok Indah) dan minta dibawakan barang-barangnya (dari bandara)," ucap Anetta.
Andre, sopir keluarga Andi Lahenda, mengaku memiliki kesan mendalam terhadap Oma Gerda. Menurutnya, Oma Gerda sangat energik dan masih sanggup berpergian ke luar negeri.
"Sebelum Oma berangkat ke Belanda, saya ke Cibubur. Oma cerita, 'saya sekarang sudah tua, nggak mungkin ke Belanda lagi. Makanya, untuk keberangkatan yang sekarang ini, saya akan lama di sana, 3 bulanan. Karena mungkin nanti nggak bisa lagi ke Belanda. Yah, bisa puas-puasain bertemu sepupu dan saudara-saudara di sana," ujar Andre menirukan perkataan Oma Gerda.
Andre juga ingat Oma Gerda gemar sepakbola dan klub favoritnya adalah Ajax Amsterdam. "Ada pemain Persib asal Belanda yang juga saudaranya Oma," ujarnya.
"Oma memang pemberani. Di awal-awal saya kerja di sini, saya heran juga, Oma berusia 82 tahun tapi masih pergi sendiri ke luar negeri. Kuat juga orangnya," ujar Andre yang sudah lima tahun bekerja pada keluarga Andi Lahenda.