Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sudah merestui Bendahara Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto, maju sebagai calon Ketua DPR RI. Hal itu diakui Ketua Koordinator Ormas Trikarya Golkar Zainal Bintang saat dihubungi Warta Kota di Jakarta, Senin (18/8/2014).
Menurut Zainal, kedekatan Setya Novanto dengan Aburizal, akrab disapa Ical, sudah diketahui segenap jajaran DPP Partai Golkar. "Novanto adalah orang dekat dan merupakan loyalis Ical," kata Zainal Bintang.
Zainal mengatakan kabar Novanto mendapat restu Ical untuk menjadi Ketua DPR RI sebagai perwakilan Koalisi Merah Putih yang mendukung Prabowo-Hatta, sudah beredar luas di internal DPP Partai Golkar.
"Novanto adalah orang yang 'manut' terhadap berbagai kebijakan Ical," paparnya. Bahkan, Novanto jugalah yang menonaktifkan sejumlah kader Partai Golkar dari keanggotaannya di DPR, karena dianggap bersikap melenceng dari arus utama partai.
Sementara itu Ketua Badan Pekerja Indonesia Curruption Watch (ICW), Ade Irawan menilai Novanto tidak tepat menjadi ketua DPR. Ia beberapa kali diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dengan sejumlah kasus korupsi.
"Padahal menjadi Ketua DPR haruslah orang yang bersih sehingga tidak ada kepentingan tertentu dibalik kerjanya dalam bidang legislasi, pengawasan pemerintah, dan anggaran," ungkap Ade.
Ia menjelaskan Novanto beberapa kali diperiksa KPK, salah satunya terkait dugaan kasus korupsi proyek e-KTP. Dia juga pernah dimintai keterangan terkait dugaan korupsi sengketa Pilkada Jawa Timur dengan terdakwa mantan Ketua MK Akil Mochtar.
Selan itu, Novanto juga pernah dimintai keterangan KPK terkait korupsi dana pembahasan Peraturan Daerah (Perda) PON Riau dan pengesahaan pemanfaatan hasil hutan pada tanaman industri tahun 2001-2006 yang melibatkan Gubernur Riau Rusli Zainal.
Namun dalam berbagai kesempatan, Setya Novanto membantah tudingan dirinya terindikasi terlibat beberapa korupsi tersebut.