News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Presiden 2014

Jokowi Disarankan Memilih Calon Menteri Koperasi Dari Kalangan Pebisnis Kelas UKM

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo - Jusuf Kalla memberikan keterangan pers di rumah dinas gubernur DKI Jakarta, Kamis (21/8/2014) Malam. Joko Widodo - Jusuf Kalla mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak seluruh gugatan pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU). KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Laporan Andri Malau

TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden Joko Widodo diminta untuk memilih menteri koperasi dari kalangan profesional atau praktisi usaha kecil - menengah. Misalnya pengusaha kelas UKM (Usaha Kecil Menengah) yang telah terbukti jelas kinerjanya, kreativitasnya, dan integritasnya dalam mengembangkan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan tersebut.

Itu saran dari Koordinator Arwana (Aliansi Relawan Nawacita), Gideon Wijaya Ketaren (GWK) kepada Tribunnews.com, Kamis (21/8/2014).

Karena, menurut GWK, profil menteri Koperasi dan UKM selama ini bukan berasal dari pelaku usaha UKM yang merintis dari nol. Tetapi lebih banyak pelaku usaha yang berbasis pada tender-tender APBN. Sehingga ketika bertemu dengan realitas UKM yang ibarat masih bayi butuh banyak perhatian, sosok tersebut "mati akal".

Selain itu, dia menilai Koperasi dijadikan birokrasi yang ribet karena bukan spirit berkooperasi dengan jiwa kemandirian usaha melalui azas gotong rotong dalam ekonomi yg ditularkan. Tetapi lebih kepada kegiatan seremonial oleh birokrat berbagai kementerian untuk menghambur-hamburkan anggaran disamping untuk konstituen partainya.

"Karena itu sosok yang tepat dipilh Jokowi-JK adalah dari pengusaha Koperasi/UKM itu sendiri yang telah terbukti jelas kinerjanya, kreatifitasnya, dan integritasnya dalam mengembangkan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan tersebut," tutur GWK.

Lebih lanjut GWK juga mengingatkan bahwa tantangan terbesar itu adalah bagaimana menciptakan 2% wirausaha baru dalam periode 5 tahun kabinet Jokowi-JK. Disamping juga merampingkan Birokrasi di seluruh Kementrian yang ada keterkaitannya dengan perijinan, pembinaan, akses permodalan dan informasi pasar, seharusnya ini satu pintu.

"Hanya dengan cara ini negara ini bisa bersaing secara ekonomi dengan negara lain," kata GWK yang juga Pengusaha Pengurai Limbah dan Sampah Organik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini