TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak para politisi Senayan ikut serta dalam seleksi calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Keikutsertaan mereka memang menuai kontroversi karena dikhawatirkan pada saat terpilih nanti BPK rawan dipolitisasi.
Akan tetapi, jangan serta merta menyalahkan mereka para anggota dewan yang ikut seleksi kandidat anggota BPK. Selama panitia seleksi masih diisi oleh anggota Komisi XI DPR keikutsertaan mereka dianggap sah-sah saja.
"Jika mekanisme masih seperti semula (panitia seleksi anggota DPR), saya kira kita tidak bisa menyalahkan keberadaan mantan anggota dewan atau para kader partai politik ikut seleksi anggota BPK, apalagi di dalam partai memang banyak kader yang memiliki kapasitas yang dibutuhkan lembaga negara," ujar Sekretaris DPP Partai Demokrat Farhan Effendy dalam pernyataannya kepada Tribunnews.com, Senin (25/8/2014).
Menurut Farhan, untuk menghindari resistensi terhadap para politisi yang mencalonkan diri menjadi calon anggota BPK semestinya pola perekrutan harusnya diubah. Panitia seleksi kata Farhan perlu dipilih dari lembaga institusi independen dan profesional.
Pelaksanaannya pun kata Farhan harus digelar secara terbuka agar masyarakat bisa menilai dan mengetahui rekam jejak masing-masing calon.
"Panitia independen akan bisa memilih secara netral setiap calon anggota BPK. Seleksi terhadap calon anggota BPK harus dibuat terbuka agar masyarakat mengetahui rekam jejak setiap calon. Komisi XI memilih dari shortlist calon hasil seleksi panitia independen yang akan mengikuti fit and propertest sebagai penentuan akhir. Pelaksanaan fit and propertest pun harus dilakukan secara terbuka sehingga masyarakat dapat mengikuti prosesnya," ujar Farhan sembari menjelaskan bahwa langkah tersebut adalah rasional dan transparan untuk memperoleh hasil anggota BPK yang ideal.
Sebelumnya beberapa anggota DPR ikut serta dalam seleksi calon anggota BPK. Sebut saja Achsanul Qosasi (Partai Demokrat), Harry Azhar Aziz (partai Golkar), Andi Timo Pangerang (Partai Demokrat).
Dikonfirmasi mengenai keikutsertaan dalam proses seleksi anggota BPK, Achsanul mengaku siap mundur dari keanggotaan Demokrat bila terpilih.
Achsanul mengakui masih ada kecurigaan dari sejumlah pihak mengenai transparansi yang dilakukan BPK. Padahal roh utama BPK adalah independensi.