Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Haryono Umar geram mendengar pembekuan Senat dan Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Nasional. Pembekuan satu semester terhadap lembaga mahasiswa adalah langkah keliru yang diambil pihak rektorat.
"Kalau ada tikus di dalam rumah, jangan rumahnya yang dibakar atau dirubuhkan. Justru harus dicari tikusnya," kata Haryono kepada wartawan menanggapi pembekuan senat dan UKM Unas saat mengunjungi kantor KPK, Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Haryono mengusulkan rektorat bisa menemukan cara terbaik mengatasi peredaran narkotika di kampus tersebut. Jangan justru membekukan kegiatan UKM sebagai medium penyaluran aspirasi dan kegiatan mahasiswa selama di Kampus.
"Jangan sampai mahasiswa tak tersalurkan kegiatannya dan justru mencari tempat-tempat yang aneh di luar kampusnya," sambung Haryono yang pernah menjabat pimpinan KPK periode sebelumnya ini.
Ia juga menyesalkan adanya pemberlakuan jam malam di Universitas Nasional. Pasalnya bila para dosen sudah intens melakukan pembinaan mental dan sikap terhadap mahasiswa, menurut Haryono, tak mungkin mahasiswa melakukan hal negatif di kampusnya sendiri.
"Bukan salah mahasiswa, justru pendidiknya. Jangan sampai para dosen di kampus cuma memberikan pelajaran materi kuliah. Tapi harus juga menjadi contoh dan meluangkan waktu berdialog menyoal agama, etika serta kegiatan positif kepada mahasiswa," imbuhnya.
Sampai berita ini diturunkan, Tribun belum mendapat konfirmasi dari pihak Universitas Nasional.