TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti menduga sikap Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) mendukung pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung, adalah cara Ketua Umum Dewan Pimpinan Partai Demokrat itu merayu kubu Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK).
Ray usai menghadiri diskusi di Menteng Huis, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2014), menyebutkan bahwa SBY perlu melakukan itu demi Partai Demokrat, karena ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Sukarnoputri, masih belum bisa menerima kehadiran SBY.
"Mega ini masih ogah-ogahan melibatkan Demokrat, Dengan mendukung pilkada langsung ini semacam merayu lah," katanya.
Ia percaya SBY masih berharap partainya bisa bergabung ke pemerintahan, namun dukungan yang sudah dinyatakan untuk Koalisi Merah Putih (KMP), membuat SBY tidak bisa serta-merta menyampaikan dukungan.
Selain itu SBY ditekan oleh aspirasi rakyat, yang menurutnya menolak pemilihan Wali Kota dan Bupati oleh DPRD, sebagaimana diatur dalam Rancangan Undang-Undang Pilkada yang akan disahkan akhir bulan ini.
"SBY tidak bisa menghiraukan suara rakyat, dia juga mau meninggalkan kesan yang baik di akhir masa pemerintahannya, oleh karena itu ia mendukung pilkada langsung," ujarnya.
Pendukung RUU Pilkada adalah KMP yang suaranya lebih mayoritas di parlemen, namun hal itu ditolak oleh kubu Jokowi - JK yang jumlah suaranya lebih sedikit.