TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca wafatnya Prof Suhardi pada 28 Agustus 2014 lalu, posisi Ketua Umum Partai Gerindra mengalami kekosongan. Partai Gerindra menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) dengan agenda menetapkan Ketua Umum di Nusantara Polo Club, Jagorawi, hari ini, Sabtu (20/9/2014).
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon menjelaskan KLB dihadiri jajaran Dewan Penasehat, Dewan Pakar, pengurus DPP, DPD, DPC, caleg terpilih DPR-RI Gerindra, serta organisasi sayap Gerindra.
Sidang KLB dipimpin Sekjen Ahmad Muzani, berjalan 2,5 jam dari Pukul 10.00 - 12.30 WIB.
Dalam sambutan pembukaan KLB, Prabowo mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader dan simpatisan Gerindra di berbagai daerah yang telah berjuang dan menunjukkan loyalitasnya bersama Gerindra.
Prabowo juga mengatakan, perjuangan belum berakhir. Untuk itu, para kader dan simpatisan harus segera merapatkan barisan kembali, jangan menjadi kutu loncat dan kutu busuk. Karena Partai Gerindra tak membutuhkan pengkhianat.
"Kita bukan politisi tapi pejuang politik. Tugas kita mempertahankan kedaulatan RI dan mensejahterakan rakyat. Gerindra membutuhkan pejuang politik yang tangguh dan loyal berjuang bersama Gerindra," kata Prabowo
Agenda utama KLB adalah menetapkan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, menyempurnakan AD/ART dan personalia pimpinan. Berdasarkan pandangan umum 33 DPD Gerindra dan setelah mendengarkan aspirasi dari akar rumput, kader dan simpatisan Gerindra di berbagai daerah, Prabowo diminta menjadi Ketua Umum.
"Para kader dan simpatisan meminta Prabowo turun kembali ke akar rumput membesarkan Gerindra, sehingga bisa memberikan sumbangsih kepada Bangsa dan negara Indonesia," papar Fadli Zon.
Penunjukan Prabowo sebagai Ketua Umum dilakukan secara aklamasi. Prabowo diakui Fadli Zon, merasa terhormat menerima amanah ini. "Dengan dukungan kader dan simpatisan, Prabowo berjanji membesarkan Partai Gerindra menjadi partai kebanggaan Bangsa," Fadli Zon menegaskan.