TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Mejelis Hakim Artha Theresia menyindir hobi terdakwa Bupati Biak Numfor, Yesaya Sombuk yang kerap bermain golf di Jakarta. Sebab, menurut Hakim hobi tersebut sangat kontradiksi dengan penghasilan Yesaya sebagai pejabat publik.
"Sudahlah, berhenti main golf. Gaji cuma 6 juta mau main golf. Kontrakdisi itu. Olahraga bisa macam-macam," kata Hakim Artha kepada Sombuk yang tengah menjalani pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (22/9/2014).
Awalnya, Yesaya bercerita tentang kedatangannya ke Jakarta untuk bertemu Direktur PT Papua Indah Perkasa Teddy Renyut, sebelum ditangkap KPK. Namun, hakim menelisik lebih jauh apakah Yesaya kerap bolak balik ke Papua-Jakarta saat menjabat sebagai bupati.
Dia bercerita memang kerap datang ke Jakarta. Namun, hal itu ia lakukan untuk menikati kegemarannya yakni bermain golf.
"Saya karena atlet dulu, atlet golf dari Papua. Saya kalau di Jakarta di Rawamangun," kata Yesaya.
Yesaya mengklaim selama ini hanya menggunakan uang sendiri untuk bermain golf. Sebab menurutnya, biaya bermain golf tidak terlalu mahal. Bahkan, klaim dia, peralatan yang ia punya untuk bermain golf tidak mahal harganya. "Stik saya tidak terlalu mahal hanya yang biasa," ucapnya.
Tetapi kata Yesaya, stik golf yang dimilikinya saat ini merupakan pemberian dari pejabat.
"Biasa dikasih dari pejabat di Papua, mereka melihat anak-anak Papua yang biasa main golf, saya dikasih," tuturnya.
Selama menjabat sebagai bupati, Yesaya mengaku memiliki penghasilan Rp 6,7 juta. Uang itu sudah ditotal dengan tunjangan yang didapatkannya. Karena itu, dirinya mengaku 'tergiur' dengan tawaran Teddy yang memberikan pinjaman uang mencapai 100 ribu dollar Singapura.