TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo diminta menempatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi pos-pos kementerian tersebut tidak cukup dengan membuat pos-pos baru kementerian.
Menurut Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo, terdapat beberapa pos kementerian yang dianggap publik sebagai pos-pos yang strategis.
Dia mencontohkan Kementerian Maritim, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agraria, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi.
Dalam beberapa minggu ini, sejumlah nama yang layak untuk mengisi pos-pos tersebut ramai muncul di berbagai survei kandidat menteri, baik yang dilakukan lembaga survei maupun media massa. serta media sosial.
Karena itu, IndoStrategi melakukan penelitian atau uji publik terhadap berbagai nama kandidat menteri yang beredar tersebut.
Menurut Andar, riset uji publik ini melibatkan sebanyak 380 responden yang terdiri dari pakar hukum, politik, pertahanan, ekonomi, seniman, pakar budaya, stakeholder pendidikan, hingga aktivis HAM dan reformasi agraria di berbagai perguruan tinggi dan LSM di Indonesia. Penelitian dilakukan mulai tanggal 21 September-01 Oktober 2014.
Dari hasil riset itu, IndoStrategi menempatkan beberapa sosok kandidat menteri yang dianggap tepat mengisi pos-pos kementerian strategis.
Beberapa figur itu seperti, Isran Noor (Menteri Dalam Negeri), Rizal Sukma (Menteri Luar Negeri), Suyanto (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Bambang Setiaji (Menteri Pendidikan tinggi dan Riset Teknologi), dan Rokhmin Dahuri (Menteri Maritim), Kamajaya (Menteri Agraria).
"Figur-figur tersebut dianggap mampu menyelesaikan berbagai problem kebangsaan dan memenuhi keinginan rakyat. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat memaksimalkan potensi dan modal sosial yang dimiliki bangsa ini,” kata Andar pada konferensi pers di Hotel Alia Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (03/09).
Dalam survei uji publik IndoStrategi, Rokhmin mendapatkan 90% suara, sementara calon kementerian maritim lainnya, yaitu Nono Sampono (10%), dan Sinyo Sarundajang tidak memperoleh suara. Untuk Kemenlu Rizal Sukma (60%), Arief Havaz Oegroseno (30%), dan Hikmahanto Juwana (10%). Untuk Kemendagri; Isran Noor (67%), Pratikno (11%), dan Siti Nurbaya (0%), abstain (22%).
Untuk Menteri Pendidikan tinggi dan Riset Teknologi: Bambang Setiaji (56%), Ganjar Kurnia (11%), Yohanes Surya (22%), dan abstain (11%). Sementara untuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah: Suyanto (50%), Abdul Munir Mulkhan (30%), dan Akhmaloka (20%). Untuk Menteri Agraria: Kamajaya (75%) Puti Guntur Soekarnoputra (12%); dan Dwi Andreas Santosa (0%)
“Dalam riset ini, kita masih menekankan 60:40 bagi profesional dan politisi profesional. Kenapa ini penting? Karena ini berkaitan dengan efektifitas kinerja kementerian selama lima tahun ke depan,” jelas Andar.