Tribunnews.com, Jakarta - Para ketua fraksi parpol Koalisi Merah Putih (KMP) di MPR tak terkejut fraksi PPP ikut menginginkan penundaan jadwal pemilihan pimpinan MPR.
"Ah nggak (kaget). Kalau soal jadwal itu sangat fleksibel. Jadwal itu bukan soal yang prinsip," kata perwakilan fraksi Partai Gerindra di MPR, Martin Hutabarat usai mengikuti rapat gabungan dengan pimpinan fraksi DPR dan kelompok DPD dengan agenda persiapan pemilihan pimpinan MPR di ruang GBHN, Gedung Nusantara V DPR/DPD/MPR RI, Jakarta, Senin (6/10/2014) malam.
Rencananya, MPR yang merupakan lembaga tinggi bikameral (DPR dan DPD) akan menggelar sidang pemilihan dan pembentukan pimpinan MPR di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (6/10/2014) pukul 20.00 WIB.
Namun, dalam rapat gabungan rapat gabungan dengan pimpinan fraksi DPR dan kelompok DPD, perwakilan kelompok DPD menginginkan Sidang Paripurna pemilihan MPR ditunda hingga Selasa (7/10) pukul 10.00 WIB.
Alasannya, kelompok DPD belum siap menyampaikan satu nama calon Ketua MPR dari sembilan nama yang disiapkan. Alasan lain penundaan jadwal sidang pemilihan pimpinan MPR, karena di antara sepuluh fraksi parpol dan kelompok DPD belum sepakat mengenai mekanisme atau sistem pemilihan pimpinan MPR, musyawarah mufakat atau pemungutan suara (voting).
"(Alasannya) karena DPD meminta waktu lebih panjang. Mereka tidak yakin malam ini bisa memutuskan sesuai dengan jadwal. Jadwal kami pukul 19.30 WIB sidang pemilihan pimpinan MPR. Tapi, DPD minta waktu karena malam ini pasti tidak bisa," kata Martin.
Selain perwakilan Fraksi PDI Perjuangan, PKB, Partai NasDem dan Partai Hanura; perwakilan Fraksi PPP juga setuju usulan kelompok DPD agar sidang paripurna pemilihan pimpinan MPR ditunda.
Menurut Martin, mulanya pimpinan sementara MPR dalam rapat gabungan itu, Maimanah Umar (anggota DPD asal Provinsi Riau), meminta pendapat setiap perwakilan fraksi parpol tentang usulan kelompok DPD tersebut. Dan masing-masing perwakilan fraksi parpol tersebut menyutujui kendati mulanya fraksi parpol KMP menginginkan agar sidang pemilihan pimpinan MPR digelar Senin malam.
"Fraksi-fraksi berpendapat, ini sudah tiga hari ditunda, masa' harus ditunda lagi. Jadi, karena DPD menyatakan belum tentu sampai jam 9 atau jam 10 malam ini (kemarin) mereka bisa selesaikan, yah besok lah," paparnya.
Martin mengaku dirinya pun tidak terkejut dengan langkah pihak PPP itu. "Nggak. Kan tadinya kami yang dari DPR sama-sama menginginkan jam 10 malam berakhir. Tapi, DPD berkeras, yah PPP mulai, kalau DPD begitu, yah kami setuju lah. Yang lain, setuju, setuju. Dan selesai," kata dia.
Ia menceritakan, tidak ada 'perang urat saraf' atau pun keributan di antara perwakilan sepuluh fraksi parpol atas usulan kelompok DPD itu. Sebab, mulanya seluruh perwakilan fraksi parpol sudah setuju menggelar sidang pemilihan pimpinan MPR dilaksanakan Senin malam.
"Kami di rapat tadi baik-baik saja, kami ketawa-ketawa semuanya. Setuju, setuju semua," kata Martin.
Menurutnya, justru perwakilan kelompok DPD lah yang paling 'ngotot' menginginkan Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR ditunda.
"Tapi, DPD berkeras, yah PPP mulai, kalau DPD begitu, yah kami setuju lah. Yang lain, setuju, setuju. Dan selesai," ujarnya.