TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senator asal Maluku Nono Sampono mengaku tersinggung ketika Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memanggilnya akibat absen dari sidang paripurna.
Hal tersebut diungkapkan Nono saat sedang diskusi di Gedung DPD RI bertemakan 'Perppu Pilkada buat Siapa?', Rabu (15/10/2014).
"Saya agak tersinggung harus lapor ke Sekjen karena tidak hadir di Paripurna. Saya punya otoritas, tidak ada urusan dengan birokrasi. Saya punya hak pribadi karena dipilih rakyat," ungkap Nono.
Dikatakan dia, selaku senator tentunya memiliki independensi karena tidak ada yang bisa menggantikannya selama satu periode.
"Kehadiran anggota DPD menjadi tanggung jawab dirinya kepada rakyat, sistem saat ini lebih canggih bisa dengan menggunakan alat yang hanya tinggal menempelkan tangan saja untuk kehadiran. Itu jauh lebih terhormat. Jangan sampai seperti sekarang terkesan harus lapor pada Sekjen," ungkapnya.
Ia mengajak kepada senator lain untuk keluar dari kotak yang selama ini membuat senator kaku. Dikatakan dia selaku senator dirinya bebas bersuara secara pribadi meskipun dalam DPD ada ketua dan wakil ketua.
Apa yang dikatakan Nono dalam rangka memprovokasi senator yang lainnya supaya bisa mengambil sikap secara mandiri dalam rangka memperjuangkan aspirasi daerah untuk menciptakan kemakmuran.
"Jalani saja (sebagai senator) Saya yakin semua setuju itu," ujarnya.