TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar mengenai Gayatri Wailissa remaja yang menguasai 13 bahasa asing sebagai anggota Badan Intelijen Negara (BIN) menyebar di media sosial dan media online Sabtu (25/10/2014) di hari pemakamannya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi pihak BIN mengenai kebenaran status Gayatri. Kepala BIN Marciano Norman belum mengangkat ponselnya saat dihubungi, Sabtu malam.Sementara itu Pengamat Intelijen Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menilai tak etis bila benar BIN merekrut remaja dan dilatih tindakan-tindakan yang tergolong rahasia dan berbahaya. Termasuk di antaranya latihan menggunakan senjata api.
"Mengapa tak etis, karena usia seperti itu kan masih labil dan sangat tidak layak dan membahayakan, itu kan seorang pelajar," kata Hasanuddin kepada Tribunnews.com, Sabtu (25/10/2014).
TB Hasanuddin yang juga mantan ajudan BJ Habibie saat menjadi Wapres dan Presiden mengungkapkan merekrut remaja sebagai anggota BIN rawan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu. Menurutnya seorang remaja belum siap untuk direkrut dan diterjunkan untuk tugas-tugas intelijen. "Bagaimana kalau kemudian sesudah dilatih itu justru dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan tertentu," tanya mantan Anggota DPR RI itu.
TB Hasanuddin mengakui bahwa tak ada hal baku dalam merekrut seseorang untuk tugas intelijen. Begitu pula dalam hal pertimbangan penguasaan belasan bahasa asing. "Tapi kembali lagi, yang direkrut itu untuk jangka panjang, orang yang sudah stablil kejiwaannya dan orang yang bisa membawahi diri melalui penelusuran psikostes," jelas Politisi PDIP itu.