TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian Gayatri Wailissa, gadis ajaib yang menguasai 14 bahasa asing mengundang simpatik dari berbagai kalangan di tanah air.
Keunggulan Gayatri yang menguasai 14 bahasa asing memang sangat jarang ditemukan dewasa ini. Namun demikian, dulu ada seorang tokoh nasional yang dikenal juga menguasai banyak bahasa asing.
Meskipun jumlahnya tidak mencapai 14 bahasa asing, namun Haji Agus Salim seorang tokoh nasional juga tercatat dalam sejarah menguasai 9 bahasa asing.
Agus Salim, pria kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 9 Oktober 1884 adalah seorang ulama dan tokoh pejuang kemerdekaan dari Minangkabau, Sumatera Barat.
Kepandaiannya dalam penguasaan bahasa asing mengantarkannya pada zamannya bisa belajar menempuh pendidikan di luar negeri.
Pendidikan dasar ditempuh Agus Salim di Europeesche Lagere School (ELS) sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Agus Salim berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda. Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Agus Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja pada Konsulat Belanda di sana.
Agus Salim kemudian menekuni dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim aktif dalam dunia politik sebagai pemimpin organisasi Sarekat Islam.
Agus Salim menguasai sembilan bahasa asing, diantaranya Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki dan Jepang. Haji Agus Salim pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah Arab Saudi. Agus Salim pernah menjabat Menteri Luar Negeri pada periode 3 Juli 1947 - 20 Desember 1949. Pada masa jabatannya Agus Salim menjadi ketua delegasi Indonesia dalam Inter Asian Relation Conference di India dan berusaha membuka hubungan diplomatik dengan sejumlah Negara Arab, terutama Mesir dan Arab Saudi.
Sederet jabatan penting disandang Agus Salim diantaranya Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Amir Sjarifuddin II (1947-1948) dan Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta I dan Hatta II (1948-1949). .