TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petinggi PDIP Effendi Simbolon, meminta maaf kepada masyarakat atas adanya dualisme pimpinan dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Effendi merupakan Wakil Ketua Umum DPR versi fraksi kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Saya minta maaf kepada rakyat Indonesia kalau kondisi seperti saat ini membuat keadaan tidak nyaman," ujar Effendi, dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (1/11/2014).
Effendi mengatakan, kondisi yang timbul saat ini merupakan dinamika yang terjadi di Indonesia, di mana salah satu pihak, sangat berambisi untuk memenangi pertarungan dan menguasai DPR.
Menurut Effendi, pihak yang ingin memenangkan pertarungan tersebut telah berlaku culas dengan mengutak atik peraturan yang di DPR, yakni UU MD3 dan tata tertib DPR. Mereka, kata Effendi, tidak bertarung secara adil.
"Kalau ingin memenangi pertarungan, bertarunglah di pemilu. Jangan preteli (peraturan) seperti ini," ucap Effendi.
Ia menambahkan, sikap mosi tidak percaya yang dikeluarkan oleh koalisi Indonesia Hebat merupakan bentuk perlawanan terhadap sekelompok kekuatan politik yang bergerak tidak sesuai aturan.
"Mosi tidak percaya ini sangat serius. Teman-teman sebanyak 247 orang, lebih baik tidak menerima gaji untuk menunjukkan bahwa kita ingin lakukan fungsi yang sesuai dengan tugas DPR. Bukan menarik-narik ini dengan kepentingan pragmatis," ucap Effendi.