TRIBUNNEWS.COM, MUNA - Sekitar seratus warga beramai-ramai mengikuti prosesi pemakaman jenazah Seneng Mujiasih alias Jesse Lorena Ruri hingga di TPU Desa Sidomakmur, Tiworo Kepulauan, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, Rabu (12/11/2014) malam. Namun, tak ada anggota keluarga almarhumah yang ikut prosesi pemakaman tersebut.
Prosesi pemakaman diawali salat jenazah di rumah duka. Selanjutnya warga membawa peti jenazah ke tempat pemakaman yang sudah disiapkan di TPU desa setempat.
Tradisi Kembar Mayang yang diyakini untuk jodoh almarhuman di alam sana turut mewarnai prosesi pemakaman Jesse. (Baca juga: Ibunda Jesse Lorena tak Percaya Anaknya Berprofesi sebagai PSK di Hong Kong)
Tiga utas tambang menjadi alat untuk menurunkan peti jenazah ke liang lahat. Seorang tokoh ulama setempat memimpin doa usai jenazah dimakamkan. Warga setempat tidak membuka peti jenazah tersebut dan langsung menimbunnya di liang kubur dengan gundukan tanah.
Hingga doa bersama berakhir, tak tampak kehadiran anggota inti keluarga almarhumah. Tak ada sang ayah, tak ada sang kakak maupun ibundanya. Pihak keluarga diwakili oleh paman almarhuma, Suripto di tempat pemakaman.
Ibunda almarhumah tidak bisa mengikuti prosesi pemakaman putrinya lantaran kerap berteriak histeris dan kerap jatuh pingsan."Yah, tadi ibu masih syok dan terus-terusan pingsan. Saya harus jaga ibu saya, kami belum bisa ke makam," ujar Sri Suantoro.
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com
Soal BAB 4 Matematika Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Beserta Kunci Jawaban, Pengukuran Luas dan Volume