News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bentrok TNi VS Brimob

TB Hasanuddin: Pangdam dan Kapolda Layak Dicopot

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah anak-anak diungsikan ke baracuda saat terjadinya bentrok antara anggota TNI dari satuan batalyon 134 Tuah Sakti dengan anggota Brimobda Polda Kepri di Markas Komando Brimob Polda Kepri, Batam, Rabu (19/11/2014). TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO

TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan Mayor Jenderal Purnawirawan Tubagus (TB) Hasanuddin memastikan bentrokan yang terjadi antara TNI dan Brimob di Batam bukanlah bentrokan yang terjadi oleh kedua insititusi tersebut. Bentrokan yang terjadi, adalah gesekan antar batalyon dan Brimob semata, yang didasari berbaagai hal.

"Yang saya lihat dari modus-modus sebelumnya, ini bukan bentrokan antara dua instritusi TNI dan Polri.  Tapi, ini gesekan yang terjadi antarkompi atau batalyon saja. Saya tak pernah lihat ada bentrokan antara Kodim dan Polres," kata  TB Hasanuddin, Kamis (20/11/2014).

Salah satu penyebab bentrokan, TB Hasanuddin menduga, didasari atas kecemburuan antar kedua belah pihak yang terlibat bentrok. Salah satunya, lanjutnya, merasa kurang memiliki peran. Sementara kubu yang satu lagi merasa paling bertanggung jawab.  

"Jadi, ini  ada rasa kecemburan sosial yang mengakibatkan bentrok terjadi. Bukan hanya rebutan rejeki saja, tapi juga ada kesan perebutan integritas, dilapangan saling iri dan kemudian timbul sensitifitas memicu bentrokan," paparnya.  

"Yang juga mengejutkan saya  adalah, masalah ini sebenarnya sudah diselesaikan pada tingkat bawah, oleh panggan maupun danrem, namun masalahnya tak juga selesai. Artinya, tingkat kedisiplinan mereka yang bertikai, kurang," mantan Sekretaris militer ini menegaskan kembali.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny Frangky Sompie memastikan,  akan menindak tegas anggotanya yang menyimpang. "Jelas ada tindakan tegas. Kalau ada yang lakukan penyimpangan, ada 3 kategori yang bisa dikenakan," kata Ronny.

"Penanganannya kan berbeda. Kalau pidana ditanganin reserse, kalau disiplin dan kode etik ditangani oleh Propam," singkatnya.

Komandan Resimen Militer (Danrem) 033 Wira Pratama (WP) Brigadir Jenderal (Brigjend) TNI Eko Margiono mengakui bahwa pelaku penyerangan Barak Teratai Satuan Brimob Polda Kepri di Tembesi adalah anggotanya dari Yonif 134 Tuah Sakti (TS).

Margiono menceritakan, peristiwa itu dikarenakan adanya saling pandang antara dua aparat saat mengisi bahan bakar minyak di salah satu tempat penjual bensin eceran di perumahan Buana Mas, Tembesi. Keributan terjadi antara anggota Yonif 134/TS dan anggota Brimobda Kepri, Rabu (19/11/2014) pagi sekitar pukul 10.15 WIB.

Keributan itupun berujung pada perusakan bangunan Barak Teratai Satbrimob Polda Kepri. Akibatnya, kaca bagian depan Barak Teratai pecah, namun tak menimbulkan korban jiwa.

Peristiwa penyerangan ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, Rabu (19/11/2014). Sekelompok massa tiba-tiba menyerang ke Barak Teratai di Satbrimob Polda Kepri yang bertempat di Tembesi, Batam.

TB Hasanuddin kemudian berharap, Presiden Jokowi memanggil Panglima Jenderal TNI Moeldoko dan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman
untuk dimintai pertanggungjawabannya.   "Dan menurut saya, Kapolda maupun Pangdam setempat sudah layak dicopot. Karena meski sudah turun tangan, bentrokan masih terjadi,"TB Hasanuddin menegaskan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini