Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso ikut angkat bicara mengenai bentrokan antara TNI-Polri di Batam, Kepulauan Riau. Menurut Purnawirawan Letnan Jenderal itu, telah terjadi kecemburuan sosial.
"Masih banyak peran yang bisa diberikan karena polisi jumlahnya juga kurang artinya jumlah polisi dan rakyatnya tidak berimbang gitu," kata Sutiyoso dalam acara Muhammadiyah di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/11/2014) malam.
Konsekuensinya penugasan anggota Polri sangat padat. Sementara personel TNI banyak yang menganggur.
"Suruh latihan baris-berbaris, lari, lama-lama bosen," tutur pria yang akrab dipanggil Bang Yos itu.
Sutiyoso lalu membandingkan dengan tugas yang diembannya dulu. "Saya dulu tugas di Kalbar, lalu terlibat di Timtim. Di Aceh, Papua, kalau tentara sekarang tu banyak nganggurnya, makanya perlu diberikan peran," katanya.
"Mungkin juga jangan perang, tapi kalau ada bencana, ada orang mati suruh ngumpulin je‎nazah ya kaya gitu. Yang diberikan itu kan dia kan itu perlu tugas-tugas," tambah Bang Yos.
Mengenai kabar bentrokan dipicu persoalan bisnis, Bang Yos belum mengetahuinya.
"Ya kalau itu memang ada, kalau saya kan bicara secara makro ya, itu adalah tanggung jawab para perwiranya, jadi tindakan prajurit seperti itu harus dihilangkan dan itu menjadi tanggung jawab perwiranya," tuturnya.
Ia menuturkan oknum yang terlibat harus diberikan hukuman setimpal dengan tingkat kesalahannya. "Para perwiranya juga harus diberikan hukuman, bentukan hukuman kan itu bisa macam-macam ya, tidak hanya dipecat, tapi juga bisa ditunda kenaikkan pangkatnya. Kalau gitu kan jadi pelajaran buat perwira yang lain untuk lebih mengawasi anak buahnya lebih efektif lagi," katanya.