TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat militer Hari Prihartono menilai pembentukkan tim gabungan investigasi bentrokan TNI-Polri di Batam tak akan menyelesaikan akar persoalan yang membelit kedua institusi tersebut.
Idealnya menurut dia, pemerintah harus membentuk tim investigasi bersifat independen dalam menggali akar persoalan.
"Jika hanya tim gabungan, dikhawatirkan akar persoalannya tidak ketemu. Harus tim independen agar lebih obyektif," kata dia di Jakarta, Selasa (25/11/2014).
Menurutnya tim independen dapat melibatkan sejumlah komisi seperti Komnas Hak Asasi Manusia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga elemen masyarakat seperti akademisi serta lembaga swadaya masyarakat. Hari menduga kepentingan ekonomi menjadi sumbu utama meledaknya bentrokan kedua kubu.
"Konflik ini sudah mengakar sejak era reformasi. Sejak itu, pemerintah belum mampu menyelesaikannya," kata Hari.
Heri juga menyayangkan pernyataan petinggi TNI yang ia nilai terkesan terlalu menyederhanakan masalah. Terlebih, kata Heri, ada pernyataan yang menyebut bentrok tersebut adalah kenakalan prajurit. Menurut Hari pernyataan itu telah membodohi masyarakat.
"Ini institusi negara. Menggunakan atribut negara, senjata dan terjadi di ruang publik dan mengancam publik itu sendiri," ujarnya.
Karena itu Hari mendorong pemerintah agar berani mengambil risiko untuk menuntaskan konflik antara TNI dan Polri.
"Apapun risikonya dan biaya politiknya," tegasnya.