News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyerangan Barak Brimob di Batam

Hari Prihartono: Apapun Risikonya, Konflik TNI-Polri Harus Tuntas

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim investigasi polda kepri melakukan olah tkp tempat pembakaran sepeda motor dan pelemparan bom molotov di Depan Barak Teratai milik Mako Brimob Polda Kepri, Batam, Rabu (20/11) saat terjadi baku tembak antara anggota TNI dan Brimob. Sejumlah kaca barak dan 5 unit sepeda motor dibakar saat terjadinya baku tembak. TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat militer Hari Prihartono menilai pembentukkan tim gabungan investigasi bentrokan TNI-Polri di Batam tak akan menyelesaikan akar persoalan yang membelit kedua institusi tersebut.

Idealnya menurut dia, pemerintah harus membentuk tim investigasi bersifat independen dalam menggali akar persoalan.

"Jika hanya tim gabungan, dikhawatirkan akar persoalannya tidak ketemu. Harus tim independen agar lebih obyektif," kata dia di Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Menurutnya tim independen dapat melibatkan sejumlah komisi seperti Komnas Hak Asasi Manusia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga elemen masyarakat seperti akademisi serta lembaga swadaya masyarakat. Hari menduga kepentingan ekonomi menjadi sumbu utama meledaknya bentrokan kedua kubu.

"Konflik ini sudah mengakar sejak era reformasi. Sejak itu, pemerintah belum mampu menyelesaikannya," kata Hari.

Heri juga menyayangkan pernyataan petinggi TNI yang ia nilai terkesan terlalu menyederhanakan masalah. Terlebih, kata Heri, ada pernyataan yang menyebut bentrok tersebut adalah kenakalan prajurit. Menurut Hari pernyataan itu telah membodohi masyarakat.

"Ini institusi negara. Menggunakan atribut negara, senjata dan terjadi di ruang publik dan mengancam publik itu sendiri," ujarnya.  

Karena itu Hari mendorong pemerintah agar berani mengambil risiko untuk menuntaskan konflik antara TNI dan Polri.

"Apapun risikonya dan biaya politiknya," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini