TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PKS Aboebakar Al Habsy menyesalkan peristiwa demonstrasi kenaikan harga BBM di Makassar yang berujung korban jiwa. Aboe menilai tindakan yang dilakukan polisi di Makassar sudah kebablasan.
"Bila sebelumnya di Riau mereka masuk masjid dengan bersepatu, kali ini saya dapat kabar mereka menembakkan gas air mata ke dalam masjid. Sepertinya mereka sudah over ackting, tak bisa lagi menghormati tempat ibadah," kata Aboe ketika dikonfirmasi, Jumat (28/11/2014).
Menurut Politisi PKS hal itu sangat menyakiti perasaan umat Islam. Tidak hanya warga Riau atau Makasar, tapi seluruh ummat Islam di Indonesia. Ia meminta Kapolri harus segera mengevaluasi kerja aparat di lapangan.
Apalagi insiden di Makasar kemarin menyebabkan satu korban tewas. "Menurut informasi yang berdar, korban tewas lantaran terlindas mobil water canon. Bila informasi ini benar, berarti ada protap yang dilanggar. Masak sampai ada korban terlindah mobil water canon milik aparat. Ini
sudah keterlaluan, sudah diluar kendali," tuturnya.
Polri, kata Aboe harus segera menyikapi hal itu agar masyarakat tidak menjadi apatis. "Apalagi ada aksi balasan, oleh karenanya harus diantisipasi sedini mungkin," katanya
Sementara, Kapolri Jendral Polisi Sutarman menegaskan korban tewas saat bentrokan antara mahasiswa UMI dengan polisi di depan kantor Gubernur Sulsel hingga ke depan kampus UMI, Jl Urip Sumohardjo, Makassar, Kamis (27/11/2014) malam karena terkena lemparan batu.
Menurut Kapolri, saat itu korban yang adalah warga Jl Pampang I ini terkena lemparan batu lalu terinjak-injak.
"Saat itu petugas masih 200 meter. Ketimpuk batu dan luka di kepala. Setelah itu terinjak-injak," kata Sutarman.