TRIBUNNEWS.COM, BALI - Wasekjen Partai Golkar Roemkono mengaku diberi mandat Ormas Sayap Golkar Musywarah Keluarga Gotong Royong (MKGR) menjadi ketua delegasi pada Munas IX Golkar di Bali.
Hal itu dilakukan Roemkono karena Ketua Umum MKGR Priyo Budi Santoso berkonflik dengan Aburizal Bakrie.
"Kami selaku wakil ketua umum MKGR diberi mandat penuh oleh rapat pleno yang diperluas di pusat dan di daerah untuk menjadi ketua delegasi di Munas IX," kata Roemkono di Hotel Westin, Bali, Senin (1/12/2014).
Saat itu, Roemkono ditemani jajaran ormas MKGR. Dalam kesempatan itu, Roemkono yang juga wakil ketua umum MKGR itu itu mendeklarasikan dukungannya kepada Aburizal Bakrie untuk duduk kembali sebagai Ketua Umum Golkar.
"Kami sudah sepakat dengan melihat prestasi-prestasi pengurus DPP Partai Golgar 2009- 2014, khususnya kepada ketua umum Aburizal Bakrie, kami menilai banyak wibawa dan Partai Golkar tetap eksis," katanya.
Klaim Roemkono sebagai ketua delegasi MKGR dikatakannya berdasarkan rapat pleno. Roemkono tak terima dengan Priyo yang turut bergabung dalam Presidium Penyelamat Partai Golkar.
"Saya kira sudah diketahui bersama memang ketum kami, dia mempunyai kebijakan sendiri, dimana beliau mencalonkan sebahai ketum. Tapi tak kami terima dengan membentuk presidium . Itu yang kami tak terima, karena telah melanggar AD ART partai," imbuhnya.
Sementara, Ketua Dewan Pertimbangan MKGR Irsyad Sudiro mengatakan keputusan itu diambil setelah dikomunikasikan dengan Priyo Budi Santoso.
Dia mengklaim bahwa majunya Priyo menjadi calon ketua umum bukanlah atas kesepakatan lembaga MKGR.
"Status beliau (Priyo) masih ketum MKGR, enggak ada kudeta, beliau sampai 2015. Tak ada pemecatan (ke Priyo)," ungkapnya.