TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Teguh Juwarno melihat pemerintah selama ini telah keliru dalam menerapkan metode pengajaran di Sekolah Dasar. Menurutnya, anak-anak yang berada di Sekolah Dasar tidak mampu membuat deskripsi.
"Di Indonesia anak-anak hanya diajarkan subyek, predikat dan obyek dan tidak bisa mendeskripsikan. Padahal anak-anak di negara maju mampu mendeskripsikan sesuatu jika disuruh menceritakan apa yang dialaminya di sekolah," kata Teguh dalam diskusi Populi Center dan SMART FM 95,9 dengan tema 'Mencari Kurikulum yng Maksimum' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2014).
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menuturkan, Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan harus mampu mengubah pondasi sistem pendidikan di Sekolah Dasar. Menurutnya, pada saat anaknya yang masih duduk di kelas 4 SD ia sempat merasakan frustasi.
"Anak SD masa ditanya tugas Presiden, tugas Wali Kota. Tapi kita lupa mengajarkan rasa empati ke anak-anak," tuturnya.
Masih kata Teguh, dirinya pun mengaku prihatin dengan banyaknya pelajaran yang diterima siswa SD dalam satu hari. Hal itu berdampak pada semakin banyaknya buku yang dibawa para siswa SD.
"Tolong dikurangi jam pelajarannya pak Anies. Agar beban anak SD yang bawa buku banyak juga berkurang," katanya.