TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu, membantah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri membantah tak adanya regenerasi di tubuh partai berlambang banteng tersebut.
"PDIP itu telah berhasil regenerasi. Ibu Mega seperti Alex Fergusson atau Jose Mourinho dimana dirinya berani memberikan kesempatan kepada para telenta muda. Lihat saja lahir Jokowi, kemudian Ganjar Pranowo, Risma, di legislator Pramono Anung, Ahmad Basarah, juga lihat sekarang muncul pak Djarot sebagai Wakil Gubernur DKI," kata Masington di kantor DPP NasDem, Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2014).
Anggota Komisi III itu mengatakan, ditunjuknya kembali Megawati solid berdasarkan keputusan semua kader, bahkan dari Jokowi sekalipun. Pasalnya, Megawati dipandang sebagai salah satu sosok yang bisa yang mampu menjaga solidaritas partai.
"Di PDIP mekanisme organisasi sendiri, dia memiliki kekhasan, itu bulat, tidak ada lonjong dan lain, Pencalonan Ibu Mega itu bahkan awalnya dari Pak Jokowi. Kemudian di sampaikan di Rakernas, dimana semuanya berpandangan yang mampu menjaga solidaritas partai, dan mampu menjaga harmonisasi partai," katanya.
Diberitakan sebelumnya, hasil survei Cyrus Network menandakan, publik sangat ingin PDIP melakukan regenerasi.
"Yang mengejutkan, hasil survei di kalangan internal PDIP sendiri, dukungan terhadap Megawati hanya 23 persen. Jokowi mendapatkan 28 persen," ujar CEO Cyrus Network, Hasan Nasbi, di Consulate Lounge, Jl Wahid Hasyim, Jakarta, Kamis (15/12/2014).
Dengan adanya hasil itu, menurut Hasan, regenerasi Ketum Parpol harus dilakukan PDIP. Apalagi, seperti diketahui, Megawati telah menjabat sebagai Ketum Parpol dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun.
"Temuan ini sangat menarik karena memberikan indinkasi bahwa separuh pendukung PDIP mulai melihat regenerasi di partai adalah hal penting," ujarnya.
Lanjut, Hasan menilai PDIP sedikit lebih beruntung karena memiliki stok tokoh atau figur untuk melanjutkan regenerasi. Hal itu berbeda dengan Demokrat dan Gerindra di mana figur SBY dan Prabowo belum bisa dilepas dari jabatan Ketum Parpol.
"Kita tingggal tunggu apakah PDIP akan mengikuti aspirasi dan kecenderungan publik atau malah sebaliknya," ujarnya.