News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaleidoskop 2014

Prabowo-Hatta Gugat Hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden dan Wakil residen nomor urut 1 Prabowo Subianto - Hatta Rajasa mengikuti sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilhan Umum Presiden di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (6/8/2014). Pasangan Prabowo-Hatta menuntut agar MK membatalkan SK KPU yang menetapkan pasangan nomor urut 2 Joko Widodo - Jusuf Kalla sebagai Presiden terpilih dalam Pilpres 2014. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski menarik diri dari proses penghitungan di KPU, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tetap mengajukan gugatan hasil Pilpres 2014 ke Mahkamah Konstitusi (MK)  Jumat 25 Juli 2014.

Prabowo ditemani Hatta Rajasa dan tim kuasa hukumnya saat mendaftarkan diri ke MK, diikuti pendukung setianya. Di hadapan para simpatisan tersebut, Prabowo meminta tetap tenang menghadapi kondisi saat ini.

Saat MK menyidangkan gugatan Prabowo-Hatta, massa Koalisi Merah Putih berdemo. Prabowo hadir dalam sidang perdana di MK itu membeberkan sejumlah kecurangan yang diklaimnya masif, sistematis dan terstruktur.

Prabowo menceritakan, dirinya selalu dituduh melakukan kudeta. Selain itu, Prabowo berkeluh kesah soal kecurangan-kecurangan yang dialaminya saat pilpres sepert mendapat suara nol di beberapa TPS.

Namun pada akhirnya, Mahkamah Konstitusi menolak seluruhnya Permohonan Perselisihan Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden yang diajukan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Penolakan tersebut tercatat dalam amar putusan setebal 4.390 halaman. Butuh tiga kali skorsing dan sekitar tujuh jam bagi sembilan Majelis Hakim MK untuk membacakan 300 halaman secara bergantian dalam sidang di MK, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2014).

Hasil itu membuat pasangan Jokowi-Jusuf Kalla secara resmi menjadi pemenang pilpres 2014. Meski begitu, rivalitas bergeser bukan lagi pada personifikasi capres dan cawapres, melainkan antara parlemen dan pemerintahan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini