News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat AirAsia Jatuh

Panglima TNI Khawatirkan Keberadaan Black Box

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI Jenderal Moeldoko (tengah), Kamis (8/1/2015), memantau proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada 28 Desember 2014.

TRIBUNNEWS.COM, SELAT KARIMATA - Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko mengaku khawatir terkait dengan keberadaan black box mengingat kondisi ekor pesawat AirAsia QZ-8501 di dalam dasar laut perairan Selat Karimata sudah berantakan.

Kekhawatiran Jenderal TNI Dr. Moeldoko tersebut disampaikan di atas geladak KRI Banda Aceh, perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Jumat (9/1/2015).

Panglima TNI menjelaskan pada saat ditemukan, posisi bawah ekor masuk ke lumpur. Sayap kiri dan kanan sudah putus. Ada empat jendela yang masih tersambung dengan ekor.

“Ekor pesawat memang sudah ditemukan, saya khawatir kotak hitam (black box) sudah tidak di tempatnya karena ekor pesawat sudah berantakan”, ujarnya.

Menurut Jenderal TNI Dr. Moeldoko, Tim SAR sudah berupaya mencari kotak hitam, namun belum membuahkan hasil. Tadi pagi, tim penyelam pertama sebanyak enam orang turun selama 62 menit untuk memeriksa bagian dalam ekor pada pukul 06.15 WITA.

"Tadi kami memaksimalkan cuaca yang baik. Mereka menyelam menggunakan tabung udara cadangan," katanya.

Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan, untuk rencana selanjutnya, Tim SAR akan menggunakan alat berat crane dan balon untuk mengangkat ekor.

Tim penyelam kedua saat ini disiapkan untuk mengikat sling (tali baja) crane ke ekor pesawat, dilanjutkan membawa balon dan dikaitkan. Sling dari Kapal Crest Onix juga akan dikaitkan.

Itu kekuatannya 60 ton.

Disamping itu, Tim SAR juga melakukan upaya untuk mencari kotak hitam dengan menggunakan ping detector yang dibawa Kapal Negara Jadayat.

Tujuh penyelam di Kapal Jadayat mengikuti arah ping detector hingga sejauh 300 meter dari lokasi awal.

"Kami mencari arah ping itu ke mana. Kalau ada ping, baru muncul sinyal," kata Panglima TNI.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini