TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah partai politik masih dilanda konflik dan kisruh di internalnya. Salah satunya disebabkan, proses regenerasi dan kaderisasi politik yang tidak berjalan dengan baik.
Pangkal permasalahan tersebut menguat dengan sikap dan pilihan politik yang berbeda antara dua kubu yang bertikai.Situasi tersebut tentu saja bukan hal baik bagi kepolitikan indonesia yang tengah menuju stabil dan sehat demokrasinya.
"Regenerasi dan proses kaderisasi adalah bagian dari mekanisme politik internal parpol yang harus dilakukan agar parpol tetap dapat kompetitif dan merespon dengan baik dinamika politik yang terjadi," Muradi,Pengajar politik dan pemerintahan UNPAD, Bandung mengungkapkan, Jumat (9/1/2015).
Dikatakan, ada beberapa pilihan regenerasi dan kaderisasi politik yang dapat dilakukan. Pertama, melakukan regenerasi politik dengan menyerahkan sepenuhnya partai pada kader-kader muda, sedangkan politisi seniornya memosisikan diri sebagai penasehat.
"Model ini berhasil dipraktikkan oleh PKB. Kedua, regenerasi politik dengan memosisikan pimpinan partai politik tetap dipegang oleh politisi senior, tapi operasionalisasi dan jabatan strategis dipegang oleh kader muda partai. Model ini dengan baik dipraktikkan oleh PDI Perjuangan," ujarnya.
Ketiga, lanjut Muradi, model peremajaan kepengurusan partai di mana kepemimpinan partai gabungan dari politisi senior dan kader muda hal ini relatif baik dipraktikkan oleh PKS.
"Dan keempat, model regenerasi formal lima tahunan yang sebenarnya bisa menjadi ajang kontrak politik baru bagi kepemimpinan di partai. Masalahnya proses tersebut sering mengundang konflik yang menjerumuskan partai politik yang berlarut-larut," pungkasnya.