TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kordinator bidang Kemaritiman, Indojoyo Soesilo, mengaku bangga dengan kinerja tim Badan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang sudah ikut mencari lokasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 sejak 28 Desember lalu itu.
Tim BPPT akhirnya berhasil menemukan kotak hitam atau Black Box pesawat tersebut.
Kepada wartawan di kantor Kementerian Kordinator Kemaritiman, Jakarta Pusat, Minggu (11/1/2015), Indro mengatakan selama sekitar dua pekan tim BPPT terus melakukan pencarian di tengah kondisi cuaca yang tidak selalu ramah.
"Mereka ini peneliti. Di saat KRI Bung Tomo diganti oleh KRI Usman Harun, mereka tidak, mereka terus melakukan pencarian," ujarnya.
Pencarian tersebut dilakukan dengan menggunakan alat penangkap sinyal, berusaha menangkap sinyal yang terpancar dari Emergency Locator Transmiter (ELT) pesawat AirAsia QZ8501.
Selain itu tim juga membuat model arus, dengan memperhitungkan arus laut dan data penemuan benda-benda yang sudah ditemukan, lalu memprediksi lokasi benda tersebut pada 28 Desember lalu saat pesawat hilang kontak.
Selain itu mereka juga melakukan pencarian dengan cara memantulkan sinyal ke bawah permukaan air, dan sinyal tersebut akan memantul bila terkena logam.
Koordinat yang ditemukan KM. Baruna Jaya adalah 3 derajat, 37 menit, 20,7 detik lintang selatan, 109 derajat, 42 menit, 43 detik bujur timur. Sedangkan kapal MV. Java Imperia menemukan di koordinat 3 derajat, 37 menit, 20,7 detik lintang selatan, 109 derajat, 42 menit, 43 detik bujur timur. Dua titik itu, berbeda sekitar 20 meter.
Informasi tersebut kemudian diteruskan ke Badan SAR Nasional (Basarnas), dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), yang akan mensurvei sumber sinyal, lalu mengangkatnya untuk mencari tahu penyebab kecelakaan.
Walau pun sudah sukses menemukan kotak hitam, Indoyono mengatakan tim BPPT tidak serta merta selesai tugasnya.
Mereka masih harus melanjutkan pencarian bagian pesawat yang lain, karena sebagian besar korban dan bagian pesawat masih belum ditemukan.
"Informasinya mereka sudah menemukan dua benda logam besar, diduga sebagai bagian pesawat. Informasi selanjutnya bagaimana, coba tanya Basarnas," tandasnya.