TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisruh dua lembaga penegak hukum negara KPK dan Polri telah menyita perhatian publik.
Lantas apakah publik juga meminta Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), menyuarakan aspirasinya dalam kasus ini?
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Herianto, menilai sikap mantan Ketua Umum Partai Golkar itu lebih hati-hati.
Sikap ini ditunjukkan untuk membatasi diri agar tidak berbicara terlalu jauh menanggapi kekisruhan itu.
"Ini kan soal membagi peran. JK sedang dalam upaya mengerem agar tidak seperti zaman SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Di mana isu krusial dia selalu terlalu ambil bagian. Ini kan JK sedang wait and see, lebih bersikap berhati-hati," ujar Gun Gun di Cikini, Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Sikap itu, kata Gun-Gun juga disebabkan posisi JK tidak lagi sama pada zaman SBY.
Saat itu, JK masih menjabat Ketua Umum Partai Golkar.
Namun, pada saat ini, tidak semua kader partai berlambang beringin itu mendukungnya meski ia berada di dalam pemerintahan.
"Dia (JK) tidak seperti dulu karena memang tidak punya mesin politik. Dulu kan JK, Ketua parpol. Karena itu, saya memprediksi JK sedang menunggu islahnya Golkar,"kata Gun-Gun.
Sebelumnya, lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga meminta Presiden Joko Widodo bertindak tegas dalam menyelesaikan perseteruan tersebut.
Publik menilai pihak-pihak tertentu sengaja melakukan pelemahan terhadap KPK agar peran lembaga penegak hukum itu tidak berjalan optimal.