Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri menjadi perhatian dan keprihatinan bagi bangsa Indonesia khususnya akademisi di Makassar, provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan kisruh sesama penegak hukum ini, sejumlah akademisi dan pimpinan organisasi penggiat anti korupsi menggelar diskusi di News Room Tribun Timur (Tribunnews.com Network), Jl Cendrawasih Makassar, Rabu (28/1/2015), dengan tema KPK vs Polisi.
Mereka yang hadir dalam diskusi ini, diantaranya, Prof Marwan Mas, Adi Suryadi Culla, Prof Qasim Mattar, Nadia, Aswar Hasan, Arqam Azikin, Prof Muin Pamal, Adi, dan Ishak Ngejelaratan.
BACA:JK Dinilai Hati-hati Sikapi Kisruh KPK-Polri
Di dalam diskusi ini beberapa pertanyaan dan kesimpulan yang diputuskan secara bersama-sama.
Dengan adanya perseteruan antara KPK dan Polisi, sejumlah akademisi ini mengangkat bicara dan bertanya, kemana idealisme mahasiswa, danmana pak Jusuf Kalla yang sering menyuarakan kebenaran?
Saat diskusi itu sejumlah para akademisi diminta oleh moderator yang dipimpin oleh Aswar Hasan untuk memberikan komentarnya terkait perseturuan ini.
Akademisi Unhas, Aswar Hasan mengatakan, kemana mahasiswa yang selama ini mengatasnamakan pergerakan rakyat, yang hingga saat ini tak satupun ada pergerakan secara bergerilya melakukan aksi damai menuntut agar perseturuan ini segra diakhiri.
Aswar menyebutkan dengan adanya penetapan tersangka bagi pimpinan KPK itu sama halnya melemahkan pergerakan pemberantasan korupsi. “Nah, bila para koruptor merajalela di Indonesia maka rugilah masyarakat kita, dan untunglah oknum tertentu,” katanya.
BACA JUGA: Pengunjuk Rasa Desak Jokowi Copot Abraham Samad
Selain itu, Akademisi UMI , Nadia, juga langsung menyambung ucapan Aswar, kemana Pak Jusuf Kalla JK ?. Menurut Nadia, Jusuf Kalla yang dikenal vokal dan sensitif terhadap ketidakadilan, kenapa saat yang urgent ini malah diam.
“Alangkah Indahnya jika JK hadir ditengah-tengah perseturuan ini,” kata Nadia.
Prof Muin Pamal, langsung menjawab dengan lelucon, “Pak Jk ke Mesir,” ujarnya disambut tawa para peserta diskusi.
Terkait dengan adanya perseturuan antara KPK dan Polri, dan ditetapkannya para tersangka bagi para pimpinan KPK itu jelas terlihat kebencian kepada KPK, setelah calon Kapolri Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi, rekening gendut oleh KPK. Ini nampak jelas ada perlawanan dan pembuuhan karakter.(*)