News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

JK: Tenaga Kerja Indonesia Bakal Menyerbu Malaysia dan Thailand

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mememberikan keterangan pers mengenai menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) atas rupiah. JK didampingi Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Sofjan Djalil, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan pers usai rapat terbatas mengenai melemahnya nilai tukar rupiah di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (17/12/2014). TRIBUNNEWS.COM/Andri Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tenaga kerja Indonesia bakal menyerbu Malaysia dan Thailand di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Namun, dia meyakini tidak banyak warga dari kedua negara itu yang menyerbu Indonesia.

Tak hanya itu, JK pun meyakini karena hingga kini TKI masih lebih murah dibandingkan Malaysia dan Singapura. "Orang itu bergerak ke negara yang berpenghasilan tinggi, tidak sebaliknya. Jadi tidak usah khawatir," kata JK dalam "Seminar Nasional 2015 Ikatan Alumni Universitas Airlangga" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (30/1/2015).

Ia mencontohkan di Eropa, orang-orang dari Polandia, Republik Ceko dan Hungaria akan menyerbu Jerman, Prancis dan Inggris. Alasannya para pekerja migran itu berharap mendapat gaji yang lebih tinggi ketimbang yang bisa diberikan negaranya.

Di Singapura, kata dia, seorang dokter yang memeriksa pasien bertarif sekitar Rp2 juta. Sedangkan di Indonesia, seorang dokter yang memeriksa pasien hanya bertarif sekitar Rp200 ribu. Karena itu, tidak mungkin dokter-dokter dari Singapura akan menyerbu Indonesia.

Ia memprediksi jumlah pekerja Indonesia di Singapura dan Malaysia akan meningkat dua kali lipat. Bila di Malaysia saat ini terdapat 1 juta pekerja Indonesia, dia memprediksi setelah MEA jumlah itu akan berlipat hingga 2 juta orang. "Jadi tidak usah khawatir mereka menyerbu Indonesia," ujarnya.

Sedangkan Filipina, kata dia, tingkat ekonominya tidak jauh lebih baik dari Indonesia. Selain itu di Thailand, Vietnam, Myanmar dan Laos, kata JK, tingkat ekonominya jauh di bawah Indonesia.

Menurut JK, Kata JK di negara-negara tersebut bahasa Melayu bukan bahasa mayoritas, sehingga baik pekerja Indonesia tidak akan pergi ke tempat-tempat tersebut, dan sebaliknya.

"Selain itu ada juga permasalahan bahasa, tulisannya juga sulit dibaca," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini