TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Penyelam tradisional mulai dikerahkan dalam pencarian jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 di Laut Jawa dekat Selat Karimata, Kalimantan Tengah setelah Panglima TNI Jenderal Moeldoko menarik pasukannya.
Hasilnya, 16 penyelam tradisional yang melakukan penyelaman berhasil menemukan tujuh jenazah korban di sekitar lokasi badan pesawat (main body) AirAsia QZ8501, kedalaman 30 meter Laut Jawa pada Senin (2/2/2015).
Ketujuh jenazah dievakuasi dengan kapal Basarnas, KN 224 dari Laut Jawa dan tiba di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai Selasa (3/2/2015) pagi.
Setiba di Pelabuhan Kumai, ketujuh jenazah langsung dibawa dengan ambulance ke RS Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun.
Nantinya, ketujuh jenazah akan diterbangkan dengan pesawat ke Surabaya, Jawa Timur usai disterilisasi dan dimasukkan ke peti jenazah di rumah sakit tersebut.
Dengan demikian, 85 dari 162 penumpang dan awak pesawat AirAsia QZ8501 yang berhasil ditemukan dan dievakuasi ke daratan. Diperkirakan jenazah lainnya masih berada di dalam badan pesawat dan sebagian terbawa arus.
Pengerahan penyelam tradisional dari Desa Teluk Bogam, Kumai tersebut merupakan kerjasama Basarnas dan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Pengerahan penyelam tradisional menjadi salah satu opsi Basarnas untuk mencari korban pesawat AirAsia QZ8501 setelah Jenderal Moeldoko menarik puluhan armada kapal, pesawat, helikopter dan ratusan anak buahnya, termasuk puluhan penyelam TNI Angkatan Laut, dari medan pencarian pada awal pekan lalu.
Para personel TNI ditarik setelah sebulan terlibat dalam misi SAR (Search and Rescue) korban dan pesawat AirAsia QZ8501.
(Abdul Qodir)