Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Meskipun kerjasama pertahanan dengan Jepang telah ditandatangani bersama antara pemerintah Indonesia dan Jepang hari Senin 23 Maret 2015 lalu, namun kerjasama di bidang alusista (alat utama sistem senjata) belum dilakukan antara kedua negara ini.
"Kita memang telah menandatangani kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Jepang, tetapi tidak tercakup kepada alusista," papar Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko khusus kepada Tribunnews.com kemarin malam (24/3/2015).
Persenjataan dan sistem senjata kedua negara, menurutnya belum dikerjasamakan, "Kita belum mengarah ke pilihan-pilihan alusista. Belumlah, nanti sambil jalan saja kita akan lihat perkembangan dari kerjasama yang baru saja ditandatangani ini," paparnya lagi.
Moeldoko mengakui, dalam konteks pertahanan membangun kerjasama erat dengan Jepang memang perlu dilakukan.
"Sebenarnya sudah lama dilakukan kerjasama dengan Jepang sejak 2011 melalui pertukaran pelajar para taruna baik yang tingkat S1 maupun S2. Jumlahnya 15 orang saat ini yang S1 di Jepang. Dan 2 orang S2 dikirimkan ke universitas pertahanan nasional Jepang (Boeidagaku)," ungkapnya lagi.
Kerjasama yang dilakukan dengan Jepang ini berkaitan dengan hal-hal terkait humanitarian, kebencanaan alam, "Pihak Jepang juga pernah hadir dalam latihan bersama di Batam. Semua ini adalah kelanjutan dari yang sebelumnya telah dirintis cukup lama dengan berbagai pertemuan militer, pertemuan para staf, navy to navy, army to army."
Panglima TNI sangat merasa bersyukur akhirnya kerjasama kedua negara tercapai dengan dengan baik, "Alhamdullillah perjanjian kerjasama telah ditandatangani oleh Presiden. Sehingga kerjasama kita dapat semakin luas dilakukan dengan titik berat konteks pada bidang latihan bersama, melihat perkembangan informasi dan pertukaran informasi, perkembangan maritim, terorisme, pengiriman pasukan PBB bersama, dan pada dasarnya di bidang pendidikan bersama," jelasnya lagi.
Kalau pertukaran pelajar taruna sudah digelar, mengapa tak ada kelanjutan untuk kerjasama alutsista?