TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penembakan dua anggota TNI Angkatan Darat (AD) di Aceh adalah murni tidakan kriminal.
Demikian kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (27/3/2015).
Menurut JK penembakan itu tidak ada kaitannya dengan eks-separatisme, maupun Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Wapres mengaku sudah menghubungi Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti untuk menanyakan langsung prihal penembakan dua anggota TNI AD itu.
"(Peristiwa) Di Aceh itu lebih kepada kriminal, ada beberapa oknum yang makai senjata, mungkin ada senjata lama," kata JK.
Dua anggota TNI AD yang dibunuh adalah anggota Komando Distrik Militer (Kodim) 0103 Aceh Utara, yakni Sersan Satu Indra Irawan (41) dan Sersan Dua Hendrianto (36).
Keduanya tewas diberondong senjata api, dan jasadnya ditemukan di Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara.
Sebelum dibunuh, keduanya diculik Senin lalu (23/3), oleh belasan orang bersenjata yang mengenakan pakaian loreng.
Di dekat jenazah mereka turut ditemukan 12 selongsong peluru senapan SS1 dan tiga butir selongsong M-16. Hingga kini belum ditentukan identitas belasan orang yang diduga mengeksekusi dua orang itu.
Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto, mengatakan pihaknya mempercayakan pengungkapan kasus pembunuhan ini ke Kepolisian, dan TNI kata dia siap membantu Polisi untuk menyeret para pelaku pembunuhan.