TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai nasib Mario Steve Ambarita (21) mujur.
Pasalnya, pemuda berhasil menyelundup ke dalam rongga tempat roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Cengkareng dalam keadaan selamat dan itu adalah mujizat.
"Harusnya nggak hidup ya, ini mukjizat‎ masih hidup," kata Alvin ketika dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Waktu tempuh Pekanbaru-Cengkareng sekitar 1 jam 45 menit, dengan ketinggian rata-rata 34 ribu kaki dan suhu di roda pesawat diperkirakan minus 30 derajat.
Berdasarkan data ini, maka untuk bernafas dan bisa bertahan di roda pesawat sangat mustahil terjadi.
"Itu suhu saya kira minus 30 derajat ya, harusnya ini pembuluh darah sudah pecah. Mungkin ini dia (Mario) terbantu oleh panasnya roda pesawat ketika akan lepas landas," tutur Alin.
Mario menjadi penumpang gelap Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 177 karena menyusup roda pesawat.
Petugas Bandara Soekarno-Hatta melihatnya berjalan sempoyongan dari pesawat tersebut dengan kondisi telinga berdaarah dan jari-jarinya membiru.