Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, berbagai dinamika pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden masih menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Menurutnya, pemilu secara langsung membawa konsekuensi pengerahan tim kampanye, relawan, dan berbagai kelompok kepentingan, dengan mobilisasi sumber daya.
Dirinya menilai wajar seluruh hal itu jika diabdikan untuk pemimpin terbaik bangsa. Namun Mega menjelaskan, praktek yang berlawanan kerap terjadi.
"Mobilisasi kekuatan tim kampanye sangatlah rentan ditumpangi kepentingan. Kepentingan yang menjadi 'penumpang gelap' untuk menguasai sumber daya alam bangsa," kata Mega dalam pidato sambutan pembukaan Kongres ke IV PDIP di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (9/4/2015).
Dihadapan ratusan kader dan tamu yang hadir, Mega menyebutkan, kepentingan yang semula hadir dalam wajah kerakyatan, mendadak berubah menjadi hasrat kekuasaan.
"Inilah sisi gelap kekuasaan saudara-saudara. Guna mencegah hal tersebut, saya menyerukan agar Indonesia harus benar-benar tangguh di dalam melakukan negosiasi kontrak migas dan tambang, yang sebentar lagi banyak yang akan berakhir," kata Mega.
Lebih lanjut menurutnya, dengan kepemimpinan nasional yang baru, kontrak merah putih harus ditegakkan. Demikian pula, Badan Usaha Milik Negara harus diperkuat, dan menjadi pilihan utama kebijakan politik ekonomi berdikari.