TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) tak mau menganggap remeh ancaman Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang akan menyerbu Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan dalam rangka membebaskan Abu Bakar Baasyir.
"Tetap tidak bisa disepelekan dan itu harus disikapi dengan sungguh-sungguh," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Rikwanto kepada Tribun, Sabtu (11/4/2015).
Pihak kepolisian pun berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), TNI, Pemerintah Daerah, serta ulama agar ancaman tersebut bisa dinetralisir dalam rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat.
"Perlu koordinasi antara Polri TNI, BNPT, Pemda, dan ulama untuk memberikan antisipasi dan rasa aman kepada masyarakat," ucapnya.
ISIS sebelumnya mengancam pemerintah Indonesia dengan berencana menyerbu Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Ancaman penyerangan tersebut dalam rangka membebaskan sejumlah tokoh yang mereka klaim sebagai bagian dari ISIS. Tokoh yang ingin mereka bebaskan diantaranya Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Baasyir.
Ancaman tersebut tersebar melalui video di laman Youtube, berjudul "News Salim Mubarok Abu Jandal Daulah Islamiyyah". Video berdurasi tiga menit lima detik tersebut, sempat beredar Kamis (9/4/2015).
Namun, sejak Jumat (10/4/2015), video tersebut tak lagi bisa diakses. Tapi banyak akun lain yang sempat mengunduh video tersebut, kembali menyebarkannya.
Dalam video tersebut, tampak pria bersebo (penutup muka) serta berpakaian hijau loreng ala tentara berorasi di pinggir perairan.
"Kami tidak akan meminta kalian untuk membebaskan Syeh Abu Bakar Baasyir dan Aman Abdulrahman. Karena kami akan mendatangi kalian, kami akan membebaskan kalian memakai tangan-tangan Mujahiddin," tegasnya.