TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Penyelenggaraan Konfrensi Asia Afrika di Bandung tahun ini harus menjadi momentum kembali kepada Dasa Sila Bandung. Hal ini dikatakan oleh politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, Senin (20/4/2015).
"60 tahun lalu pemimpin-pemimpin negara dari kawasan Asia dan Afrika merumuskan sebuah perjuangan bersama untuk mengakhiri kolonialisme dan imperialisme, perjuangan untuk kedaulatan politik dan ekonomi negara-negara di kawasan Asia Afrika, disebut dengan Dasa Sila Bandung,"ujarnya.
Peringatan KAA tahun ini, ia mengharapkan, sudah seharusnya tidak terlepas dari spirit gotong royong, solidaritas, kemerdekaan, kebersamaan antar bangsa.
"Kalau pun menghasilkan kerjasama ekonomi tetap dalam koridor sebagai anti tesa dari free fight liberalism, namun pada semangat kolektivisme untuk tercapainya kesejahteraan berkeadilan sosial di kawasan Asia Afrika,"tandasnya.
Karenanya, lanjut Rieke, upaya bersama dari perwakilan bangsa-bangsa yang hadir dalam peringatan KAA, penting untuk menitikberatkan pada kesepakatan sikap politik bersama untuk terus memperjuangkan fair trade. Pasar yang berkeadilan, bukan free trade, pasar bebas yang hanya menguntungkan segelintir orang dan kelompok pemilik modal saja.
"Satu hutang sejarah yang harus dilunasi bangsa-bangsa yang terlibat dalam KAA adalah kemerdekaan Palestina. Bagi bangsa Indonesia, hal ini merupakan amanat dari Bapak Bangsa, Bung Karno,"tegasnya.
Rieke pun menuliskan hutang sejarah yang harus bangsa ini lunasi. Dengar apa yang Bung Karno pekikkan: "...dan untuk Israel, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel!”