TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, berharap Konferensi Asia Afrika (KAA) jangan hanya menjadi kegenitan seremonial.
Menurut dia, acara ini harus menjadi penyemangat bahwa bangsa-bangsa di Asia dan Afrika belum sepenuhnya merdeka.
"KAA itu spirit kemerdekaan secara utuh bangsa Asia dan Afrika," kata Dedi dalam akun twitternya, Rabu (22/4/2015).
lewat akun twitternya, @dedimulyadi71, dia menjelaskan kemerdekaan itu adalah kedaulaatan untuk mengelola wilayahnya, termasuk mengelola sumberdaya.
Targetnya adalah mewujudkan kemakmuran bangsa.
Kemerdekaan itu adalah hak penuh untuk menentukan kebijakan bangsa. Dasarnya adalah kultur masing-masing bangsa. Kultur tersebut menginspirasi dan memberikan semangat bagi pembangunan bangsa.
Dedi mendapat pertanyan dari sejumlah netizen, apakah ada kekhawatiran bahwa persoalan substansial dalam negeri malah tidak tersentuh dalam KAA? Menurut Dedi, terdapat sejumlah persoalan yang diabaikan. Salah satunya adalah akar dari masalah terorisme, serta pandangan terhadap golongan agama di timur tengah yang menimbulkan konflik bersenjata. Termasuk didalamnya isu lingkungan semisal kedaulatan laut, udara dan pengolahan sumberdaya air dan kehutanan.
Semua isu itu diharapkannya dapat dibahas secara komprehensif. Harus ada titik penyelesaiannya. Penyelesaian persoalan tersebut akan mempengaruhi proses pembangunan menjadi lebih cepat.