TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jurnalis senior Budiarto Shambazy menilai rangkaian Peringatan Ke-60 Konferensi Asia Afrika kurang mendapat sorotan dari media-media internasional.
Menurut Budi, materi Peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika yang dimulai sejak tanggal 19 April 2015 bersifat normatif.
"Memang peliputan media internasional kalau dilihat, presentasenya sedikit. Sebab kalau dilihat dari perspektif media, KAA ini sifatnya hanya peringatan," ujar Budi dalam diskusi Perspektif Indonesia bersama Smart FM di Menteng, Jakarta, Sabtu (25/4/2015).
Karena bersifat normatif dan hanya sekadar perayaan saya, Budi menilai hal itu yang menurutnya kurang 'seksi' di mata media internasional.
Budi juga menilai peringatan tahun ini tidak jauh berbeda pada Peringatan Ke-50 Konferensi Asia Afrika sebelumnya.
Budi justru melihat materi-materi atau program di KAA tahun ini hanya daur ulang dari tahun sebelumnya.
"Tidak menonjolkan hal-hal berbeda. Isu-isu yang disampaikan sudah sering dikumandangkan Bung Karno dan Pak Harto waktu menjalankan kehumasan Asia Afrika," kata Budi.