TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ditekankan harus bisa menangani gerakan islam radikal atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) secara proporsional.
Analis Intelijen The Indonesia Intelligence Institute, Ridlwan Habib, mengatakan BIN jangan hanya mau merespon tentang ISIS secara berlebihan tetapi kemudian lengah begitu saja.
"Jadi harus ditangani secara proposional oleh Kepala BIN yang akan datang," ujar Ridlwan usai menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bertema mencari sosok Kepala BIN Ideal di Ladang Kopi, Jakarta Selatan, (28/4/2015).
Menurutnya, kehadiran ISIS menjadi ancaman dunia bukan hanya Indonesia saja sehingga kehadiran lembaga mata-mata negara dianggap mempunyai peran sangat penting.
Dengan demikian, kata dia, posisi strategis seperti BIN perlu dikepalai oleh orang yang memahami intelijen.