Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Ruang isolasi di Lapas Besi, Nusakambangan, sudah dimasuki sembilan terpidana mati. Menjelang eksekusi, keluarga dan kuasa hukum terpidana mati berdatangan untuk menghabiskan waktu bersama.
Seperti yang diutarakan kuasa hukum duo Bali Nine, Todung Mulya Lubis. Keluarga benar-benar memanfaatkan waktu bersama Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
"Saat ini mereka (duo Bali Nine) sedang memanfaatkan waktu bersama, bercerita," ujar Todung kepada wartawan di dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa tengah, Senin (27/4/2015) sore.
Sementara itu kuasa hukum terpidana Zainal Abidin, Ade Yuliawan mengatakan suasana di Lapas Besi sangat mencekam. Isak tangis terdengar saat keluarga bertemu dengan para terpidana mati. Tidak hanya kliennya, tangis dari keluarga terpidana mati lainnya menyelimuti Lapas Besi.
"Mencekam, melihat orang yang sebentar lagi bakal tidak ada," katannya.
Sementara itu ibunda Mary Jane, Cecilia Veloso yang didampingi penerjemah mengatakan menjelang eksekusi anaknya merasa takut. Mary Jane ketika ditemui dalam kondisi tangan yang terborgol.
"Sudah tidak dapat melawan tapi tangan diborgol," ujar Cecilia di Wijaya Pura.
Menggunakan bahasa tagalog sambil menangis, Cecilia meminta Presiden Joko Widodo memberikan grasi kepada anaknya. Dia berharap presiden membahas kembali mengenai hukuman mati terhadap anaknya.
"Kami akan balas kebaikan yang dilakukan," tuturnya.
Tidak hanya di Nusakambangan, kondisi tak biasa juga tampak di dermaga Wijaya Pura, pintu akses sebelum menyeberang pulau penjara. Tim gabungan TNI-Polri sambil menentang senjata telah mensterilkan pintu dermaga dari kendaraan pribadi. Pembatasan jalan di pasang di sisi Jalan Tambakreja menuju ke dermaga.