News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Triawan Munaf: Film Indonesia Belum Miliki Strategi Budaya

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Triawan Munaf ketika saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi kepala Badan Ekonomi Kreatif di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (26/1/2015). Lembaga negara yang belum punya kantor ini akan mengurusi kuliner, fashion, kerajinan tangan, seni tari, animasi hingga permainan yang bisa menghasilkan devisa. WARTA KOTA / HENRY LOPULALAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan, Film Indonesia dianggap sebagai sektor industri kreatif yang paling penting dan harus dibenahi lebih dulu. Sebab, film bisa memicu perkembangan industri lain.

"Sektor film krusial duluan (dibenahi). Karena di film itu semua sektor lain ada. Kalau film itu sebuah lokomotif yang masinisnya satu, dengan lokomotif yang satu itu, ditariklah gerbong-gerbong panjang. Film itu luar biasa multiplier effect-nya," ucap Triawan, usai membuka Pameran Retrospektif Komik Indie di Bentara Budaya, Jalan Palmerah Selatan nomor 17, Jakarta Barat, Kamis (7/5/2015) malam.

Menurut dia, banyak sektor yang bisa diangkat dan dipromosikan dalam film, seperti musik, kuliner, penerbitan, dan yang lainnya. Film yang sukses mengangkat hal-hal itu, menurut ayah artis musik Sherina Munaf ini, akan mampu membawa daerah atau negaranya lebih maju.

Satu hal yang dinilainya harus menjadi perhatian khusus untuk mengembangkan industri film Tanah Air adalah mengenai strategi budaya. Triawan mencontohkan, strategi budaya Perancis jelas ingin mengalahkan Amerika Serikat dalam perfilman.

Karena itu dewan film di negara itu membiayai seluruh industri filmnya sebesar 1 miliar dollar atau Rp 11 triliun. Untuk penulis skenario film yang karya dianggap bagus, dikatakannya, diberi honor Rp 1 miliar. Hasilnya? Saat ini Perancis menjadi pengekspor film internasional nomor dua setelah Amerika.

"Nah kita itu belum ada strategi. Itu yang saya mau bicara pada budaya, ekonom, mau dibawa kemana ekonomi kreatif itu. Potensinya luar biasa. Mesti ada insentif supaya orang biasa berkarya. Dibiayai. Memang banyak tumpang tindih regulasi di film dan harus dibenahi dulu," ucap Triawan.(Andi Muttya Keteng Pangerang)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini